Duh, bisnis Erajaya melambat di awal tahun 2015



JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) memproyeksi terjadi perlambatan penjualan pada awal tahun ini. Perusahaan distributor produk telekomunikasi ini meramal semua industri akan terkena perlambatan bisnis pada kuartal satu tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Erajaya Swasembada Djatmiko Wardoyo menyatakan, perlambatan bisnis sudah mulai terasa sejak awal tahun karena situasi makro ekonomi Indonesia. Sayang, Djatmiko enggan menyebut berapa persentase perlambatan pertumbuhan bisnisnya.

"Tidak hanya di industri selular, secara keseluruhan memang banyak industri yang melambat di awal tahun ini, bukan karena trend pelemahan rupiah, tapi lebih pada ekonomi makro," kata dia melalui pesan singkatnya kepada KONTAN, Selasa (17/3).


Terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah, kata Djatmiko, sejauh ini belum ada informasi resmi dari para pebisnis terkait untuk mengerek harga jual. Menurutnya, harga yang dibanderol masih dalam hitungan harga normal.

"Sampai saat ini belum ada policy dari principal maupun distributor untuk menaikkan harga berkaitan melemahnya nilai tukar rupiah," ungkapnya.

Terkait dengan merek Venera yang merupakan merek Erajaya sendiri, dia bilang, perusahaan tak akan mengerek harga jualnya. Pasalnya, Venera sudah diproduksi dalam negeri dan terus memenuhi aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Apalagi, fokus pasar Venera adalah segmen bawah atau low end segment. Sehingga, apabila menaikkan harga jual maka akan semakin memukul penjualannya. "Fokus Venera adalah untuk low end segment jadi pelemahan nilai rupiah tak relevan terhadap bisnisnya," terangnya.

Berharap pada Lenovo

Djatmiko belum bisa mengungkap berapa target bisnis Erajaya tahun ini. Namun, pihaknya optimistis penjualan tahun ini bisa naik lantaran hadirnya merek baru yang didistribusikan perseroan, yakni Lenovo.

"Awal tahun 2015 Erajaya menjadi distributor smartphone Lenovo, di mana sebelumnya kami hanya memegang tablet Lenovo," ujar dia.

Kata Djatmiko, hingga tutup tahun 2014 jumlah gerai iBox mencapai 39, sementata Erafone Grup di bawah Erafone Artha Retailindo (EAR) berjumlah 514.

Informasi saja, di bawah payung EAR, gerai Erafone memiliki beberapa konsep. Ada yang berkonsep megastore, branded store alias berdasarkan merek ponsel, sistem operasi, dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto