JAKARTA. Agar manusia bisa hidup sehat, salah satu caranya adalah gemar mengkonsumsi buah-buahan yang memang kaya akan kandungan vitamin. Namun bagi Anda yang gemar makan buah kali harus rela merogoh kocek lebih dalam, terutama Anda yang menggemari buah impor. Sebab, belakangan harga buah-buahan impor di pasaran melonjak tinggi. "Kenaikan harga buah-buahan sudah 100% lebih," jelas Suratno, Ketua Kelompok Pedagang Buah Kalimalang, kepada KONTAN di Jakarta, Jumat (5/4). Kenaikan harga buah-buahan itu terjadi hampir untuk semua jenis buah impor, bahkan merembet sampai buah lokal. Menurut Suratno, kenaikan harga terjadi karena seretnya pasokan buah impor dari distributor yang biasa memasok buah kepadanya.
Asal tahu saja, distributor buah saat ini mengalami penurunan stok, imbas dari kebijakan impor buah oleh pemerintah. Maklum, beberapa buah impor saat ini sudah dilarang impor oleh pemerintah, mulai awal Januari sampai Juni 2013. Buah yang dilarang masuk itu adalah nanas, pepaya, melon, pisang dan durian. Tak hanya itu, pemerintah juga membatasi impor dengan cara memberikan kuota impor buah jeruk dan apel. Pembatasan inilah yang terindikasi membuat harga buah di pasar mengalami kenaikan harga. Suratno menjabarkan, sejak aturan itu efektif, pasokan buahnya berkurang dan harga langsung melonjak. Khusus untuk apel merah misalnya, semula dirinya menjual Rp 20.000 per kilogram, namun kini harganya naik menjadi Rp 50.000 per kg. Buah anggur juga naik dari semula dijual Rp 35.000 per kg, kini melonjak menjadi Rp 80.000 kg. "Meskipun mahal, tetapi tetap saja ada pembelinya. Mau bagaimana lagi, ini keputusan pemerintah," tandas pria yang akrab disapa Ratno itu. Tak hanya di pedagang buah eceran yang naik harga, harga buah juga melonjak di supermarket modern. Berdasarkan penelusuran KONTAN di salah satu Carrefour pusat perbelanjaan Central Park Jakarta, terjadi kenaikan harga yang signifikan. Bahkan, sejumlah produk-produk buah impor pun sudah tak terlihat lagi seperti buah apel dan aneka jeruk impor. "Sudah sejak tiga minggu lalu apel dan jeruk impor kosong," tukas salah satu karyawan Carrefour kepada KONTAN. Menurut penuturan karyawan itu, sebelum stok buah-buah impornya habis, harga buah impor itu sempat mengalami lonjakan harga. I menceritakan, harga apel Fuji Wangsan naik dari Rp 40.000 per kg menjadi Rp 51.000 per kg. Begitu pula dengan jeruk impor Valencia yang awalnya dijual Rp 30.000 per kg, naik menjadi Rp 47.000 per kg. Namun, kini kedua buah tersebut sudah tak kelihatan lagi di gerai Carrefour. Ketika ditanya soal kekosongan buah impor itu, karyawan bilang pemerintah membatasi pasokannya. Kelangkaan buah impor di pasar kini sudah menjadi perhatian konsumen yang biasa membeli buah impor. Hal ini juga diakui oleh Hasan Widjaja, Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran & Buah-Buahan Indonesia (AESBI) saat dihubungi KONTAN, Kamis (4/4).
Menurut Hasan, selama ini masyarakat Indonesia lebih gemar mengkonsumsi buah impor ketimbang buah lokal. "Saya saja sampai frustasi mencari durian yang rasanya enak. Jadi tidak mengherankan durian di Indonesia dikuasai durian monthong (impor)," katanya kepada KONTAN, Kamis (4/4). Namun Hasa menilai, adanya pengetatan aturan impor oleh pemerintah bisa meningkatkan kualitas buah lokal, termasuk petani durian. Untuk itu, ia meminta petani lebih serius lagi menggarap kualitas dan kuantitas hasil-hasil produksinya . "Ini langkah yang bagus (pembatasan import). Kalau tidak bertindak, kita selamanya akan jadi negara importir buah," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri