JAKARTA. Dana cadangan sosial sebesar Rp 10 triliun, sepertinya tidak akan cukup menutupi dampak sosial. Jika pemerintah benar-benar menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Rp 3000 per liter. Sebelumnya, pemerintah telah menganggarkan dana cadangan sosial masing-masing Rp 5 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2014 dan APBN 2015. Menurut mantan wakil menteri keuangan Bambang Brodjonegoro dalam pembahasan APBN bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa waktu lalu, diketahui setiap Rp 5 triliun anggaran cadangan sosial diasumsikan kenaikan harga BBM Rp 1.000 per liter. Nah, jika ada dana cadangan sebesar Rp 10 triliun, artinya hanya sanggup untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 2.000 per liter. "Setiap Rp 5 triliun, akan digunakan untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat selama tiga bulan," ujar Bambang.
Duh, dana Rp 10 T tak cukup tutupi kenaikan BBM
JAKARTA. Dana cadangan sosial sebesar Rp 10 triliun, sepertinya tidak akan cukup menutupi dampak sosial. Jika pemerintah benar-benar menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Rp 3000 per liter. Sebelumnya, pemerintah telah menganggarkan dana cadangan sosial masing-masing Rp 5 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2014 dan APBN 2015. Menurut mantan wakil menteri keuangan Bambang Brodjonegoro dalam pembahasan APBN bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa waktu lalu, diketahui setiap Rp 5 triliun anggaran cadangan sosial diasumsikan kenaikan harga BBM Rp 1.000 per liter. Nah, jika ada dana cadangan sebesar Rp 10 triliun, artinya hanya sanggup untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 2.000 per liter. "Setiap Rp 5 triliun, akan digunakan untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat selama tiga bulan," ujar Bambang.