Duh, emas Antam beresiko turun ke Rp 500.000/gram



JAKARTA. Harga emas batangan PT Antam (Persero) Tbk semakin tergerus di tengah prospek kenaikan suku bunga The Fed. Emas Antam minim katalis positif yang bisa menjaga penguatan harga.

Mengutip www.logammulia.com, harga beli emas batangan pada Kamis (11/5) bertengger di Rp 576.000 per gram, turun Rp 3.000 dibanding sehari sebelumnya. Sepanjang bulan Mei, harga emas Antam sudah merosot Rp 13.000.

Harga emas Antam bergerak seiring dengan emas global yang tengah dilanda sentimen negatif. Mengutip Bloomberg, Jumat (12/5) pukul 18.00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni 2017 di Commodity Exchange menguat 0,36% ke level US$ 1.228,6 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Namun sepanjang bulan ini, emas sudah terkikis 3,1%.


Prospek kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Juni mendatang menjadi pemberat harga emas, setidaknya hingga pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) tanggal 14 Juni. Probabilitas kenaikan suku bunga The Fed bulan Juni kini sudah mencapai 90%. "Sentimen ini akan mengancam emas sebagai alternatif investasi safe haven," tutur Alwi Assegaf, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka.

Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah yang sudah kembali menguat menambah tekanan pada harga emas Antam. Rupiah mulai menemukan tenaga setelah tertekan dalam beberapa hari terakhir.

Prospek rupiah menurut Alwi akan cukup positif, didukung kondisi fundamental dalam negeri. Seperti angka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 di level 5,01% serta cadangan devisa yang mencapai 123,2 hingga bulan April. Baik pemerintah maupun para ekonom optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2017 akan lebih baik dari kuartal sebelumnya. Optimisme perbaikan ekonomi dalam negeri mendorong para investor mengoleksi saham dibanding dengan logam mulia.

Dengan melihat outlook emas global serta pergerakan rupiah, Alwi memprediksi prospek emas batangan akan bearish. "Emas Antam masih bisa turun ke level Rp 530.000 - Rp 500.000 per gram dalam jangka pendek. Ini bisa menjadi area untuk buy on dip," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie