Duh! Harga daging masih tinggi di Pontianak



PONTIANAK. Peneliti Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, FX Widarto, mengatakan hasil dari pantauan dan analisis data historis. Inflasi bulan Mei diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan April, meski diprediksi masih di bawah level 0,8% (mtm).

Menurutnya, hasil pantauan harga kebutuhan pangan di empat pasar tradisional di Kota Pontianak oleh tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar hingga pekan keempat bulan Mei menunjukkan harga sebagian besar bahan pangan cenderung meningkat dibandingkan bulan April.

"Selain masalah pasokan, inflasi bulan Mei diduga disebabkan oleh meningkatnya ekspektasi inflasi menyusul berlarut-larutnya keputusan pemerintah tentang kenaikan harga BBM bersubsidi," ujarnya kepada Tribun, Jumat (31/05/2013) malam.


Widarto menjelaskan, terkait kelompok bahan pangan pokok, harga 6 jenis beras yang disurvei rata-rata meningkat sebesar 3,5%. Kenaikan harga tertinggi dialami oleh beras jenis IR42 sebesar 3,84%, sedangkan kenaikan harga terendah dialamiĀ  boleh beras jenis pandan wangi sebesar 3.33%. Kondisi berbeda dialami komoditas bumbu-bumbuan. Harga cabai merah besar keriting dan cabai merah besar biasa mengalami kenaikan masing-masing 10,65% dan 15,27%.

"Satu-satunya jenis cabai yang terpantau mengalami penurunan harga adalah cabai merah rawit yaitu sebesar 17,50%. Penurunan yang sama juga dialami harga komoditas bawang merah dan bawang putih yang masing-masing turun sebesar 20,82% dan 13,63%," paparnya.

Sementara itu, pada komoditas peternakan, harga daging sapi terus merangkak naik sejak awal tahun 2013. Harga daging sapi terpantau meningkat sebesar 3,67% dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan demikian akumulasi kenaikan harga daging sapi pada tahun 2013 sudah mencapai 10,50% atau menembus harga Rp 96.250 per kg. Kebijakan pembatasan impor daging sapi yang tidak diimbangi dengan produksi yang cukup diduga menyebabkan harga daging sapi terus merangkak naik.

Kondisi berbeda dialami oleh harga daging ayam ras yang terpantau mengalami penurunan sebesar 14,94%. Kondisi tersebut diduga karena melimpahnya pasokan daging ayam ras di pasar, sementara permintaan cenderung menurun seiring telah berlalunya perayaan hari besar keagamaan dan budaya. Berbeda dengan harga daging ayam ras, harga telur ayam ras justru terpantau mengalami kenaikan sebesar 1,24%.

Harga komoditas perikanan mengalami kenaikan serentak. Ikan tongkol mengalami kenaikan harga terbesar yaitu sebesar 5,09%, disusul kemudian dengan ikan tenggiri sebesar 5,03%, ikan bawal 3,53% dan ikan gembung 3,25%. Hanya harga udang basah yang terpantau mengalami penurunan sebesar 0,48%. Sedangkan dari komoditas non pangan, harga emas dan ongkos angkutan udara pada bulan Mei terpantau relatif stabil. (Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri