JAKARTA. Meskipun harga Elpiji 12 kilogram (kg) telah direvisi per 7 Januari 2014 lalu, namun harga elpiji di beberapa daerah di Indonesia masih bervariasi dan cenderung masih tinggi. Hal ini lantaran semakin jauh dari pusat pengisian Elpiji, harga Elpiji bakal semakin mahal.Ali Mundakir, Vice President Corporate Communication Pertamina menyampaikan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) sangat mempengaruhi harga akhir sampai tingkat konsumen. Ia menjelaskan di Indonesia bagian timur seperti di Jayapura, harga akhir elpiji bisa hingga Rp 170.000 hingga Rp 200.000 per tabung karena Elpiji dipasok dari Surabaya."Mahalnya karena ongkos pengiriman kapal, kalau ada SPBE tentunya LNG yang dibawa dengan kapal langsung diisi di SPBE setempat, kita masih perlu banyak SPBE khususnya di Indonesia Timur, " kata Ali kepada KONTAN, Senin (06/01).Ali mengungkapkan, menurut data dari Pertamina Gasdom Pusat, saat ini jumlah SPBE di Indonesia sendiri berjumlah 90 unit, dan sebagian besar berada di Pulau Jawa. Untuk pembangunan SPBE sendiri, sebetulnya swasta juga bisa membangun SPBE dan para investor dapat membangun SPBE dengan kapasitas 30 ton per hari. Memang, kata dia, dari total 90 SPBE yang ada di Indonesia Timur hanya ada di Makassar, Sulawesi Selatan, itu pun jumlahnya hanya dua unit. "Tidak heran, jika harga elpiji baik kemasan 3 kg dan 12 kg melambung tinggi jika sudah dikirim ke Maluku atau Papua," ungkap dia.Ali menegaskan, pembanguan SPBE di daerah bertujuan agar masyarakt dapat menikmati harga yang murah. Pasalnya, banyak oknum tersebut makin memberatkan rakyat kecil di Indonesia timur sehingga makin mahal. "Selama gas Elpiji bersubsidi di sana lebih tinggi dari ketentuan pemerintah. Maka dari itu, pastinya Pertamina di tahun 2014 bakal mempercepat penambahan SPBE," kata Ali.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Duh, harga elpiji di Indonesia Timur masih tinggi
JAKARTA. Meskipun harga Elpiji 12 kilogram (kg) telah direvisi per 7 Januari 2014 lalu, namun harga elpiji di beberapa daerah di Indonesia masih bervariasi dan cenderung masih tinggi. Hal ini lantaran semakin jauh dari pusat pengisian Elpiji, harga Elpiji bakal semakin mahal.Ali Mundakir, Vice President Corporate Communication Pertamina menyampaikan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) sangat mempengaruhi harga akhir sampai tingkat konsumen. Ia menjelaskan di Indonesia bagian timur seperti di Jayapura, harga akhir elpiji bisa hingga Rp 170.000 hingga Rp 200.000 per tabung karena Elpiji dipasok dari Surabaya."Mahalnya karena ongkos pengiriman kapal, kalau ada SPBE tentunya LNG yang dibawa dengan kapal langsung diisi di SPBE setempat, kita masih perlu banyak SPBE khususnya di Indonesia Timur, " kata Ali kepada KONTAN, Senin (06/01).Ali mengungkapkan, menurut data dari Pertamina Gasdom Pusat, saat ini jumlah SPBE di Indonesia sendiri berjumlah 90 unit, dan sebagian besar berada di Pulau Jawa. Untuk pembangunan SPBE sendiri, sebetulnya swasta juga bisa membangun SPBE dan para investor dapat membangun SPBE dengan kapasitas 30 ton per hari. Memang, kata dia, dari total 90 SPBE yang ada di Indonesia Timur hanya ada di Makassar, Sulawesi Selatan, itu pun jumlahnya hanya dua unit. "Tidak heran, jika harga elpiji baik kemasan 3 kg dan 12 kg melambung tinggi jika sudah dikirim ke Maluku atau Papua," ungkap dia.Ali menegaskan, pembanguan SPBE di daerah bertujuan agar masyarakt dapat menikmati harga yang murah. Pasalnya, banyak oknum tersebut makin memberatkan rakyat kecil di Indonesia timur sehingga makin mahal. "Selama gas Elpiji bersubsidi di sana lebih tinggi dari ketentuan pemerintah. Maka dari itu, pastinya Pertamina di tahun 2014 bakal mempercepat penambahan SPBE," kata Ali.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News