KONTAN.CO.ID - LONDON. Dampak kekurangan pasokan semikonduktor terhadap perusahaan otomotif secara global akan semakin mengerikan. Krisis itu diperkirakan akan membuat produsen mobil bakal merugi sekitar US$ 210 miliar atau sekitar Rp 2.982 triliun tahun ini. Riset terbaru AlixPartners memprediksi kerugian yang ditanggung meningkat tajam dibandingkan proyeksi sebelumnya karena krisis cip telah meningkatkan beban biaya perusahaan hingga 90%. Ini merupakan proyeksi ketiga yang dirilis AlixPartners tahun ini untuk melihat dampat krisis cip.Pada bulan Januari 2021, kerugian industri tahun ini diperkirakan hanya US$ 61 miliar. Itu kemudian direvisi pada Mei dengan memproyeksi kerugian sebesar US$ 110 miliar.
Produksi kendaraan tahun ini diperkirakan akan turun 7,7 juta. Itu hampir dua kali lipat dari prediksi konsultan sebelumnya yang memperkirakan hanya akan berkurang 3,9 juta.
Baca Juga: Kembangkan teknologi kemudi otomatis, GM investasi US$ 300 juta ke startup Momenta Meskipun upaya berkelanjutan untuk menopang rantai pasokan terus dilakukan di berbagai negara namun ketersediaan semikonduktor semakin menipis karena produsen mobil dan industri lainnya sudah tidak memiliki cadangan lagi. “Pasokan sejumlah produsen mobil sudah kosong, tidak ada yang tersisa untuk dikikis. Ke depan, penjualan akan menurun. Penjualan saat ini tidak terganggu karena memang masih ada cukup persediaan untuk diambil tetapi ke depan persediaan sudah tidak ada lagi," kata Dan Hearsch, Direktur Pelaksana Praktik Otomotif dan Industri AlixPartners dikutip
Bloomberg, Kamis (23/9). Produsen mobil sudah memperingatkan bahwa dampak dari kekurangan pasokan semikonduktor itu akan merembet kemana-mana dan dapat menekan pendapatan pada kuartal III 2021. Terbaru, proyeksi penurunan penjualan itu diumumkan oleh unit usaha truk Volkswagen AG yakni Traton SE. Pusat-pusat pemasok utama cip di Asia Tenggara menghadapi penutupan pabrik di tengah peningkatan penyebaran kasus Covid-19. Waktu untuk memenuhi pesanan cip sudah masuk ke rekor terlama saat ini yakni membutuhkan 21 minggu. Para eksekutif produsen mobil mengatakan, penurunan waktu untuk memenuhi pesanan itu bisa berlangsung selama satu tahun. “Ini tentu terasa seperti kekurangan pasokan yang paling berlarut-larut yang pernah dialami industri karena ini belum berakhir,” kata Hearsch
Baca Juga: Tapering bakal dimulai, The Fed berhenti beli US Treasury pada pertengahan 2022 Seiring dengan berkurangnya persediaan unit di banyak dealer, harga mobil telah meroket mencapai rekor US$ 43.355 di AS pada bulan Agustus, menurut data Cox Automotive. Hearsch mengatakan, dengan pasokan unit yang sangat terbatas, beberapa dealer terpaksa menyewa mobil sehingga mereka memiliki sesuatu untuk dipajang di
showroom mereka. Kekurangan cip sudah terjadi sejak akhir tahun lalu ketika produsen mobil meremehkan permintaan saat pembatasan pandemi dilonggarkan. Krisis telah menantang resolusi, berkat tindakan alam, kebakaran, dan Covid-19. Hearsch mengatakan dia tidak dapat menjamin tidak akan ada penyesuaian lebih lanjut terhadap perkiraan mengingat banyak sekali ketidakpastian yang dihadapi industri. “Terus terang, itu tidak menjadi lebih baik. Orang-orang menyesuaikan diri dengan fakta bahwa ini akan memakan waktu lebih lama dari yang kita semua pikirkan." pungkasnya.
Editor: Tendi Mahadi