Duh, kilau logam mulia semakin memudar



JAKARTA. Pada kuartal III-2014, harga komoditas logam mulia terus terpangkas. Beberapa sentimen negatif masih menghantui pergerakan harga logam mulia, seperti emas, perak, platinum, dan paladium. Para analis memproyeksikan, harga komoditas logam mulia belum akan beranjak hingga akhir tahun ini.

Pada Juli 2014, sebenarnya harga logam mulia sempat menguat. Dollar Amerika Serikat (AS) saat itu tengah lemah sehingga emas menjadi buruan pasar sebagai aset aman (safe haven). Sayang, dollar AS selanjutnya terus menguat akibat pertumbuhan ekonomi AS yang makin solid. Akibatnya, harga logam mulia kembali tertekan.

Isu perlambatan perekonomian Tiongkok dan Eropa juga menjadi sentimen negatif harga emas. Apalagi Tiongkok merupakan salah satu konsumen terbesar komoditas logam mulia. Perlambatan ekonomi Tiongkok otomatis menekan permintaan logam mulia. Berikut, evaluasi harga komoditas logam mulia sepanjang kuartal III-2014: 


Emas

Pada kuartal ketiga, harga emas bergerak dua arah. Harga sempat menyentuh level tertingginya di awal Juli 2014. Harga tertopang pelemahan dollar AS serta memanasnya perang geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina. Namun, seiring pergerakan dollar AS yang terus menguat di akhir kuartal, harga emas jatuh hingga ke level terendah tahun ini.

Data Bloomberg, Jumat (3/10), memperlihatkan, harga emas pengiriman Desember 2014 di Commodity Exchange diperdagangkan seharga US$ 1.192,90 per ons troi turun 1,89% dibandingkan hari sebelumnya. Harga emas terpangkas 11,04% jika dibandingkan level tertingginya di Juli. Sepanjang kuartal III, harga emas terkoreksi 8,41%.

Analis Harvest Investindo Futures Tonny Mariano melihat, sepanjang kuartal III-2014, harga emas terus tertekan. Harga jatuh karena penguatan dollar AS. Pada saat bersamaan ekonomi Tiongkok melambat. "Karena kondisi ekonomiTiongkok melemah, mereka mengurangi permintaan emas," kata Tonny.

Perlambatan ekonomi China terlihat dari data manufaktur PMI China September 2014, sebesar 50,3, lebih rendah daripada ekspektasi 50,5. Tonny memprediksi, pergerakan harga emas di kuartal IV-2014 masih cenderung tertekan. Sentimen positif yang mampu menggerakkan harga emas sangat minim. Apalagi ada rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Ini menjadikan dollar AS makin menguat.

Akhir tahun ini, Tonny menduga, harga emas melemah dan bisa menyentuh level support US$ 1.180 dengan level resistance US$ 1.400 per ons troi. 

Perak

Pergerakan harga perak mengekor harga emas. Setimen negatif yang menghantui harga perak juga relatif sama. Apresiasi dollar AS dan perlambatan ekonomi Tiongkok menjadi sentimen utama tergerusnya harga komoditas logam mulia ini.

Pada Jumat (3/10), harga perak kontrak pengiriman Desember 2014 di bursa Commodity Exchange turun 1,29% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 16,826 per ons troi. Sepanjang kuartal III-2014, harga perak telah tergerus 19,21%.

Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, seperti emas, harga perak masih tertekan. "Pergerakan harga perak terbebani oleh penguatan dollar AS," kata Zulfirman.

Ia juga menegaskan perlambatan ekonomi Tiongkok masih menghambat penguatan harga perak. Menurut Zulfirman, harga perak bisa naik jika terjadi pemulihan ekonomi Tiongkok atau konflik geopolitik kembali memanas. Secara teknikal, prospek harga perak juga masih lemah.

Zulfirman memprediksi, sepekan ke depan, harga perak akan bergerak di US$ 15,000-18,000 per ons troi. Hingga akhir tahun, harga perak akan berada di area US$ 14,000-US$ 18,000 per ons troi.

Platinum dan Paladium

Harga logam mulia lainnya, yakni platinum dan paladium juga ikut merosot. Sama dengan emas dan perak, jatuhnya harga dua komoditas ini juga terjadi karena indeks dollar AS yang terus menguat. Serta perlambatan perekonomian China yang melambat.

Akhir pekan lalu (3/10), harga platinum pengiriman Januari 2015 di New York Mercantile Exchange turun 3,46% dari hari sebelumnya ke US$ 1.226,90 per ons troi. Sedangkan, selama kuartal ketiga, harga terpangkas 12,32%. Sementara, harga paladium kontrak pengiriman Desember 2014 berada di harga US$ 768,65 per ons troi, turun 1,83% dari hari sebelumnya. Ini menjadi level terendah sejak 2010.

Sepanjang kuartal tiga, harga terpangkas 8,08%. Analis komoditas dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka Ibrahim mengatakan, melemahnya pertumbuhan ekonomi di Eropa dan China membuat harga platinum dan paladium jatuh. Penguatan dollar AS dan meredanya konflik geopolitik juga membebani harga dua komoditas ini.

"Tahun ini menjadi tahun yang hitam untuk harga komoditas karena bersamaan dengan itu, The Fed akan mempercepat kenaikan suku bunga," kata Ibrahim. Tentu saja, ini jadi ancaman serius bagi logam mulia karena dollar AS bakal makin perkasa. Ibrahim menduga, harga platinum dan paladium masih akan terus menurun. "Jika terjadi kenaikan pun akan terbatas," ujar dia.

Ibrahim bilang, belum ada sentimen positif yang cukup kuat mengerek harga komoditas ini. Ibrahim menduga, harga platinum sepekan ke depan di US$ 1.180-US$ 1.235 per ons troi. Akhir tahun, harga akan menyentuh US$ 1.000-US$ 1.300 per ons troi. Sedangkan, harga paladium sepekan ke depan mungkin tak banyak bergerak di US$ 725-US$ 775 per ons troi. Hingga akhir tahun, harga paladium bisa jatuh ke posisi US$ 600 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie