JAKARTA. Produk asuransi jiwa berbasis investasi (unitlink) semakin turun pamor. Hal ini terlihat dari pertumbuhan penjualan unitlink yang negatif atau turun 5,1% pada paruh pertama tahun ini. Sementara, meski perlahan, produk asuransi jiwa tradisional tercatat tumbuh positif 1,4%. Namun demikian, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), unitlink masih menjadi penyumbang premi terbesar atau mendominasi sebanyak 57,5% dari total premi industri asuransi jiwa yang sebesar Rp 53,58 triliun per 30 Juni 2014. “Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan sikap wait and see investor jelang pemilihan umum semester pertama lalu, produk unitlink single premi (dibayar sekaligus) kurang diminati. Maklumlah, produk ini lebih banyak investasinya ketimbang unitlink regular premi (dibayar bertahap) yang unsur proteksinya lebih banyak,” ujar Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI, Senin (1/9).
Duh, pamor unitlink kian turun
JAKARTA. Produk asuransi jiwa berbasis investasi (unitlink) semakin turun pamor. Hal ini terlihat dari pertumbuhan penjualan unitlink yang negatif atau turun 5,1% pada paruh pertama tahun ini. Sementara, meski perlahan, produk asuransi jiwa tradisional tercatat tumbuh positif 1,4%. Namun demikian, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), unitlink masih menjadi penyumbang premi terbesar atau mendominasi sebanyak 57,5% dari total premi industri asuransi jiwa yang sebesar Rp 53,58 triliun per 30 Juni 2014. “Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan sikap wait and see investor jelang pemilihan umum semester pertama lalu, produk unitlink single premi (dibayar sekaligus) kurang diminati. Maklumlah, produk ini lebih banyak investasinya ketimbang unitlink regular premi (dibayar bertahap) yang unsur proteksinya lebih banyak,” ujar Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI, Senin (1/9).