JAKARTA. Duh, pendapatan premi produk primadona PT Asuransi Sinar Mas, yakni asuransi properti dan asuransi kesehatan melorot masing-masing 7% atau menjadi Rp 1,37 triliun dan 20% menjadi Rp 597 miliar (year on year) pada Juli 2014. Padahal, selama ini, dua lini bisnis tersebut menjadi andalan, serta penyumbang premi tertinggi perseroan. Direktur Asuransi Sinar Mas Dumasi MM Samosir mengungkapkan, pertumbuhan negatif asuransi properti bisa jadi disebabkan karena pencatatan penutupan risiko terjadi pada semester pertama atau malah baru akan terjadi kuartal ketiga dan keempat nanti. “Saya tidak yakin, masih akan kami lihat,” ujarnya, Selasa (2/9). Sementara, penurunan pendapatan premi kesehatan lantaran perpindahan nasabah korporasinya ke perusahaan asuransi dalam kelompok usaha yang sama. “Faktor lainnya, karena program Jaminan Sosial Kesehatan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang bersifat wajib,” kata Dumasi.
Duh, premi dua produk asuransi Sinar Mas melorot
JAKARTA. Duh, pendapatan premi produk primadona PT Asuransi Sinar Mas, yakni asuransi properti dan asuransi kesehatan melorot masing-masing 7% atau menjadi Rp 1,37 triliun dan 20% menjadi Rp 597 miliar (year on year) pada Juli 2014. Padahal, selama ini, dua lini bisnis tersebut menjadi andalan, serta penyumbang premi tertinggi perseroan. Direktur Asuransi Sinar Mas Dumasi MM Samosir mengungkapkan, pertumbuhan negatif asuransi properti bisa jadi disebabkan karena pencatatan penutupan risiko terjadi pada semester pertama atau malah baru akan terjadi kuartal ketiga dan keempat nanti. “Saya tidak yakin, masih akan kami lihat,” ujarnya, Selasa (2/9). Sementara, penurunan pendapatan premi kesehatan lantaran perpindahan nasabah korporasinya ke perusahaan asuransi dalam kelompok usaha yang sama. “Faktor lainnya, karena program Jaminan Sosial Kesehatan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang bersifat wajib,” kata Dumasi.