JAKARTA. Posisi rupiah menyentuh level terlemah sejak Mei lalu. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.36, rupiah terdepresiasi 0,2% menjadi 9.590. Pada transaksi sebelumnya, mata uang Garuda sempat menyentuh posisi 9.604, level terlemah sejak 31 Mei lalu. Salah satu faktor yang menyebabkan rupiah keok adalah kecemasan mengenai defisit neraca perdagangan yang semakin dalam dari rekornya saat ini akibat rendahnya ekspor seiring perlambatan ekonomi global. Asal tahu saja, pada Juli lalu, tingkat pengiriman ke luar negeri mengalami kontraksi sebesar 7,3% dibanding tahun sebelumnya. Adapun selisih defisitnya dengan tingkat impor adalah US$ 177 juta. Defisit neraca perdagangan ini yang kemudian menekan rupiah. Sepanjang Agustus lalu, misalnya, rupiah keok 1,5% dan menjadi mata uang dengan performa terburuk di Asia. "Sepertinya neraca perdagangan akan sulit mencapai surplus pada tahun ini, karena sangat tergantung dengan kondisi global. Namun, rupiah memiliki ruang untuk menguat karena fundamental ekonominya masih solid," jelas Gusti Kahari, foreign-exchange dealer PT Bank Artha Graha Internasional di Jakarta kepada Bloomberg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Duh, rupiah terpuruk ke level terlemah sejak Mei
JAKARTA. Posisi rupiah menyentuh level terlemah sejak Mei lalu. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.36, rupiah terdepresiasi 0,2% menjadi 9.590. Pada transaksi sebelumnya, mata uang Garuda sempat menyentuh posisi 9.604, level terlemah sejak 31 Mei lalu. Salah satu faktor yang menyebabkan rupiah keok adalah kecemasan mengenai defisit neraca perdagangan yang semakin dalam dari rekornya saat ini akibat rendahnya ekspor seiring perlambatan ekonomi global. Asal tahu saja, pada Juli lalu, tingkat pengiriman ke luar negeri mengalami kontraksi sebesar 7,3% dibanding tahun sebelumnya. Adapun selisih defisitnya dengan tingkat impor adalah US$ 177 juta. Defisit neraca perdagangan ini yang kemudian menekan rupiah. Sepanjang Agustus lalu, misalnya, rupiah keok 1,5% dan menjadi mata uang dengan performa terburuk di Asia. "Sepertinya neraca perdagangan akan sulit mencapai surplus pada tahun ini, karena sangat tergantung dengan kondisi global. Namun, rupiah memiliki ruang untuk menguat karena fundamental ekonominya masih solid," jelas Gusti Kahari, foreign-exchange dealer PT Bank Artha Graha Internasional di Jakarta kepada Bloomberg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News