Duit Asing Makin Banjiri Indonesia



JAKARTA. Investor asing terus saja menyerbu pasar keuangan Indonesia. Dana panas pun terus mengalir deras ke pasar saham, Surat Utang Negara (SUN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Banyak investor asing yang menilai pasar keuangan Indonesia lebih memikat ketimbang negara Asia lainnya.Ambil contoh di pasar saham. Berdasarkan data Bloomberg, sejak akhir tahun 2008 silam hingga akhir pekan lalu (7/8) total pembelian bersih asing ke pasar saham Indonesia mencapai Rp 10,5 triliun. Posisi ini naik sekitar Rp 1,91 triliun ketimbang posisi akhir Juli lalu yang masih senilai total Rp 8,6 triliun.Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat hingga 6 Agustus 2009, total nilai kepemilikan asing di saham mencapai Rp 715,9 triliun. Jumlah ini setara 66,1% dari total nilai saham yang tercatat di KSEI sebesar Rp 1.083,1 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang posisi akhir Juni lalu yang mencapai Rp 613,6 triliun atau 65,68%.Masih menurut catatan KSEI, total kepemilikan asing di saham itu sekitar 38,6% dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencapai Rp 1.851,7 triliun , Jumat (7/8). "Persentase kepemilikan asing ini memang lebih kecil dibandingkan 2004 dan 2005 yang mencapai 76%-77%," kata Trisnadi Yulrisman, Direktur KSEI, Jumat (7/6). Namun dari nilai, porsi asing itu lebih dari dua lipat dari porsi lima tahun lalu.Tak hanya di saham, investor asing juga terus memburu Surat Utang Negara (SUN). Per 6 Agustus 2009, posisi kepemilikan asing di SUN sudah mencapai Rp 90,98 triliun. Angka ini memang turun jika dibandingkan satu hari sebelumnya Rp 91,37 triliun (5/8). Tetapi, secara keseluruhan angka ini lebih besar Rp 3,3 triliun ketimbang posisi akhir Desember 2008, Rp 87,61 triliun (lihat tabel).Head of Debt Research Danareksa Sekuritas Budi Susanto memprediksi dana asing di SUN bisa menembus Rp 100 triliun. Dana asing yang terparkir di SUN sempat Rp 106,66 triliun, yang tercapai pada Agustus 2008. Ini adalah porsi tertinggi asing di SUN sepanjang sejarah.Posisi asing pada SBI juga terus meningkat. "Mencapai Rp 36,2 triliun atau 15,5% dari total SBI," kata Hartadi A Sarwono, Deputi Gubernur Bank Indonesia. Angka ini lebih tinggi ketimbang akhir tahun lalu yang mencapai US$ 800 juta atau Rp 8,89 triliun dengan kurs waktu itu.Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan bilang derasnya aliran dana asing itu lantaran pasar keuangan Indonesia masih prospektif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara tetangga. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaik ketiga dibandingkan negara G-20," paparnya. Fauzi optimistis investor asing akan menanamkan dananya di sini. "Kalau mereka keluar mau menaruh dananya dimana?" tanyanya. Kalaupun menarik dana, ini tidak akan mengganggu ekonomi Indonesia. Sebab, dana asing yang masuk masih lebih kecil jika dibandingkan cadangan devisa negara US$ 58,8 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan