Duit Asuransi di SUN Sepanjang 2008 Bertambah Rp 12,2 Triliun



JAKARTA. Saat pasar modal goyah, perusahaan asuransi semakin aktif mengoleksi Surat Utang Negara (SUN). Perusahaan asuransi tertarik membeli SUN karena surat utang itu lebih likuid dan bisa memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan saham.

Maka, duit asuransi di SUN terus naik sejak awal tahun ini. Namun, dana asuransi yang parkir di SUN bertambah cepat sejak pertengahan tahun. Berdasarkan data Departemen Keuangan, duit asuransi di SUN per 11 Desember kemarin sebesar Rp 55,67 triliun.

Di akhir tahun 2007, uang asuransi di SUN hanya Rp 43,47 triliun. Berarti, sepanjang tahun 2008 perusahaan asuransi menambah kepemilikannya di SUN hingga Rp 12,2 triliun.


Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia Chris Lossin mengatakan, penempatan di obligasi pemerintah sesuai dengan prinsip asuransi untuk berinvestasi jangka panjang. "Ini memang strategi yang konservatif, namun terbukti efektif di saat pasar finansial sedang tidak bersahabat seperti sekarang," ujar Lossin, akhir pekan lalu.

Saat ini, Sun Life menempatkan hampir seluruh investasinya, lebih dari 90%, di obligasi pemerintah. Sun Life cuma menaruh 1% dana kelolaan mereka dalam saham. Alhasil, ketika pasar modal anjlok, pengaruhnya tidak terlalu besar kepada Sun Life. Namun Lossin enggan mengungkapkan berapa dana kelolaan Sun Life saat ini, ataupun nilai investasi di SUN.

Lossin mengakui imbal hasil dari SUN sebetulnya tidak besar-besar amat. Namun dalam kondisi pasar keuangan seperti sekarang ini, Lossin menilai SUN sebagai pilihan investasi yang paling aman buat perusahaan asuransi.

Direktur Pemasaran PT Asuransi Central Asia Raya (CAR) Hero Samudera pun mengakui, investasi di SUN memang makin marak. "Saat ini, SUN bisa memberikan imbal hasil yang lebih pasti dibandingkan saham," ujarnya.

Tak cuma itu, penempatan di SUN relatif juga lebih aman karena dijamin pemerintah. Saat ini, jumlah portofolio investasi CAR di obligasi pemerintah sekitar Rp 250 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Didi Rhoseno Ardi