Duit kelolaan Dapen terus membesar



JAKARTA. Kalangan dana pensiun optimistis bisnis pada 2017 akan makin cerah. Pengelola dana pensiun pemberi kerja (DPPK) maupun dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) yakin dana kelolaan pada tahun ini tumbuh dua digit.

Dari segmen DPPK misalnya, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) yakin, dana kelolaan bisa naik 15% di tahun ini. Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dari di 2016 sebesar 9,3%.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga 2016, dana yang dikelola DPPK menyentuh Rp 165,8 triliun. Maka hingga akhir 2017, dana kelolaan DPPK sebesar Rp 190,6 triliun.


Direktur Eksekutif ADPI Bambang Sri Muljadi bilang, peningkatan ini sejalan dengan jumlah iuran yang masuk dan sumbangan dari hasil pengembangan investasi.

Ketua Perkumpulan DPLK Abdul Rachman pun juga yakin dana kelolaan DPLK bisa tumbuh 30% di tahun ini. Sampai akhir Desember 2016, dana kelolaan DPLK mencapai Rp 62,8 triliun. Dus, di 2017 dana kelolaan bisa menjadi Rp 81,6 triliun.

Peluang memperbesar dana kelolaan terbuka lebar karena masih banyak masyarakat yang belum ikut program pensiun. Selain itu ada program pensiun untuk kompensasi pesangon (PPUKP) yang bisa menjadi kontributor dana kelolaan dapen.

Dari dana kelolaan yang masuk, Bambang bilang, dapen tahun ini akan lebih memprioritaskan investasi di surat utang negara (SUN). Sebab, di tahun ini dapen harus memenuhi porsi minimal investasi di SUN sebesar 30%.

Per akhir 2016, porsi investasi DPPK di keranjang SUN baru 25%. Bahkan tidak semua DPPK telah memenuhi ketentuan tersebut. "Kami juga investasi obligasi BUMN untuk infrastruktur," kata dia, Selasa (21/2).

Potensi besar mengail dana dari PPUKP diakui DPLK Tugu Mandiri. Menurut Direktur PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri Daneth Fitrianto, PPUKP berkontribusi hingga 50% dari total dana kelolaan di 2016. "Mayoritas dari perusahaan industri migas yang terkait dengan PT Pertamina," kata dia.

Daneth menilai, potensi pertumbuhan PPUKP masih besar. Sehingga akan mendorong dana kelolaan DPLK Tugu Mandiri agar melompat tinggi dari Rp 1 triliun di 2016 menjadi Rp 2,4 triliun pada akhir 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini