Dukung B20, Ini Upaya Pengusaha Mendorong Percepatan Nol Emisi Karbon



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. The Business 20 (B20) merupakan outreach group dari G20 yang mewakili komunitas bisnis internasional untuk berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan seimbang.

Perubahan iklim menjadi salah satu isu dalam pembahasan di forum tersebut. Penanganan perubahan iklim pun menjadi lebih sering dibicarakan seperti transisi energi untuk menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN), M. Arsjad Rasjid P. M. menjelaskan, Indonesia bertekad mendukung inisiatif untuk memerangi perubahan iklim global dengan mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat.


Indonesia kaya akan energi baru & terbarukan (EBT) seperti energi surya, pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, dan angin, yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan target net zero emisi. Namun kendala terbesar yang sering dihadapi yaitu pendanaan dan teknologi.

Baca Juga: Dorong Korporasi Ramah Lingkungan

“Oleh karena itu diperlukan Kerja sama dan kemitraan antar publik dan swasta dapat menjadi kunci dalam menghadapi kedua tantangan. Pemberian insentif seperti pajak & tarif juga penting untuk mengakselerasi pemberdayaan EBT di Indonesia; dengan membuat EBT kompetitif dibandingkan dengan energi fosil dan membentuk pasar yang menarik bagi investor.” Katanya dalam seminar nasional secara hybrid bertema Energy, Sustainability, & Climate (ESC) Task Force: Transisi ke Energi Bersih untuk Mobilitas Menuju Net Zero Emission (NZE) pada Jumat (20/5).

B20 Chair dan WKU Koordinator KADIN Indonesia Bidang Maritim, Investasi, dan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan, transisi energi bukanlah proses yang sederhana dan singkat, tetapi harus dilakukan secara berkeadilan dan teratur.

Dalam hal ini, G20 perlu bertindak sebagai penggerak yang memberikan dukungan penuh terhadap proses transisi tersebut dengan mempercepat transisi penggunaan energi dari energi fosil ke energi terbarukan, memastikan transisi yang berkeadilan dan terjangkau bagi negara berkembang, dan meningkatkan ketahanan energi.

“Dukungan untuk peningkatan akses, keterjangkauan dan penggunaan teknologi energi terbarukan bukan hanya diperlukan oleh perusahaan besar, tetapi juga oleh rumah tangga dan UMKM.” Tegas Shinta.

Baca Juga: Kadin Gelar B20 Sustainability 4.0 Awards bagi Perusahaan

Dalam kesempatan yang sama Deputy Chair Energy Sustainability and Climate (ESC) Task Force B20, Agung Wicaksono mengatakan, elektrifikasi pembangkitan berbasis energi terbarukan, dan efisiensi energi adalah pilar utama transisi energi, dan investasi dalam teknologi dan sektor terkait transisi energi pun semakin meningkat.

“Salah satu pilar teknologi yang kami yakini akan berperan besar dalam transisi energi adalah Kendaraan Listrik sebagai transportasi rendah emisi,” tuturnya.

Hal ini juga sejalan dengan inisiatif Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Serta, sejalan dengan salah satu prioritas rekomendasi kebijakan yang diformulasikan oleh ESC Task Force yaitu percepatan transisi energi berkelanjutan dengan menurunkan intensitas karbon melalui berbagai inisiatif.

Oleh karena itu, Forum Diskusi Nasional ini penting untuk berbagi wawasan tentang langkah-langkah prioritas dalam rangka mempercepat transisi ke penggunaan energi yang bersih dan berkelanjutan, serta mendorong kemitraan global dengan sektor publik dan swasta untuk mempercepat penyebaran Kendaraan Listrik dan ekosistemnya di Indonesia.

Baca Juga: Elon Musk: I Think Indonesia is Going to Have a Great Future

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli