KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Elon Musk, miliarder yang uga CEO Tesla, secara terbuka mendukung Donald Trump untuk pertama kalinya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Musk menyebut mantan presiden Partai Republik itu "tangguh". Musk men-tweet dukungan tersebut dengan video Donald Trump yang mengepalkan tinjunya setelah beberapa kali tembakan terdengar di rapat umum Trump di Pennsylvania, sementara video menunjukkan kandidat Partai Republik itu meringis dan mengangkat tangan ke telinga kanannya. “Saya sepenuhnya mendukung Presiden Trump dan berharap pemulihannya cepat,” tulis Musk di platform media sosialnya X.
"Sang martir masih hidup," tulisnya di postingan berikutnya. seperti dikutip
Reuters.
Baca Juga: Penembakan Donald Trump: Tersangka Penembak Tewas, Penonton Terluka, Trump Selamat Postingan tersebut memperkuat pergeseran Musk ke arah politik sayap kanan dan memberikan Trump pendukung penting dalam upayanya untuk kembali ke Gedung Putih pada pemilu 5 November. Musk kemudian memposting foto Trump di acara tersebut, diikuti dengan: "Terakhir kali Amerika memiliki kandidat sekuat ini adalah Theodore Roosevelt." Musk dan perwakilan dari X tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters soal ini. Musk, yang meningkatkan kritiknya terhadap Presiden AS Joe Biden, telah menyumbang kepada kelompok politik yang berupaya memilih Trump, Bloomberg melaporkan pada Jumat, mengutip sejumah sumber. Kekuasaan pengusaha kelahiran Afrika Selatan ini akan menguntungkan Trump, karena Musk memiliki salah satu jejak kaki terbesar di X dengan 189,5 juta pengikut, yang berarti postingannya dapat menyebar luas dalam sekejap. Musk mengatakan dia sebelumnya memilih calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan juga Biden. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Musk menganut pandangan sayap kanan, menjadi kritikus keras terhadap inisiatif keberagaman, kebijakan imigrasi Biden, dan mengeluh bahwa Partai Demokrat telah memberikan “sikap yang sangat dingin” kepada Tesla dan perusahaan roket SpaceX.
Baca Juga: Donald Trump Selamat, Begini Kronologi Penembakan Saat Kampanye Trump Sejak akuisisi platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kritikus dan peneliti media sosial telah mencatat lonjakan konten kebencian, sebagian karena janji Musk untuk mengurangi kebijakan moderasi konten perusahaan. Pada bulan Maret lalu, Trump bertemu dengan Musk dan donor kaya lainnya. Menanggapi laporan pertemuan tersebut, Musk memposting di X: "Untuk lebih jelasnya, saya tidak menyumbangkan uang kepada salah satu calon Presiden AS." Pada bulan Mei, musk juga membantah laporan media bahwa telah ada pembicaraan mengenai potensi peran penasihatnya dalam kepresidenan Trump.
Editor: Khomarul Hidayat