KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dukung Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB) di Indonesia dengan memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha dalam mengurus perizinan. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan iklim investasi di Tanah Air.

Sekretaris Jenderal Kemenhub, Novie Riyanto menjelaskan, pihaknya senantiasa mendukung upaya Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB) bagi para pelaku usaha, tanpa meninggalkan risiko yakni terkait aspek keselamatan transportasi.

“Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi khususnya di sektor transportasi, membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas, serta meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global,” ujarnya dalam acara Uji Petik Penilaian Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha (Penkin PPB), di Jakarta, Rabu (7/8).

Baca Juga: Proyek LRT Jakarta Garapan WSKT Masih 23,15%, Begini Progresnya

Novie mengungkapkan, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan perizinan di lingkungan Kemenhub, salah satunya dengan mengintegrasikan layanan perizinan yang ada di masing-masing unit kerja melalui Online Single Submission (OSS).

“Upaya lainnya adalah melakukan deregulasi perizinan dan birokrasi, memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi, dan terus mengembangkan SDM yang profesional,” ungkapnya.

Novie menuturkan, total perizinan yang dikeluarkan Kemenhub sepanjang tahun 2023 mencapai 3.640 izin terbit, naik 28% dari tahun sebelumnya. Adapun estimasi komitmen mencapai Rp 9 triliun, naik 52% dari tahun sebelumnya.

Katanya, Kemenhub aktif melaksanakan creative financing dalam pembangunan infrastruktur transportasi dengan menerapkan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

“Beberapa proyek KPBU yang sukses dijalankan oleh Kemenhub, antara lain pembangunan Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Anggrek, Kereta Api Makassar-Parepare, Bandar Udara Dhoho, dan Proving Ground Bekasi,” tuturnya.

Baca Juga: WIKA Beton (WTON) Arahkan Radar ke Proyek IKN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati