Dukung pajak global, raksasa teknologi berharap pajak layanan digital dihapus



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Raksasa teknologi AS dapat mengambil manfaat dari kesepakatan negara-negara kaya G7 untuk menciptakan tarif pajak perusahaan global minimum 15%. Manfaat tersebut ialah jika kesepakatan akhir juga menghapus pajak layanan digital sesuai dengan harapan raksasa teknologi AS akhir-akhir ini.

Dalam pernyataan di situs web Departemen Keuangan AS disebutkan bahwa kesepakatan tarif pajak global itu juga membahas terkait penghapusan semua pajak layanan digital serta tindakan serupa lainnya yang relevan pada semua perusahaan.

"Kami sangat mendukung pekerjaan yang sedang dilakukan untuk memperbarui aturan pajak internasional. Kami berharap negara-negara terus bekerjasama untuk memastikan kesepakatan yang seimbang dan tahan lama akan segera diselesaikan," kata juru bicara Google Alphabet Inc Jose Castaneda dikutip dari Reuters, Selasa (8/6).


Industri sejatinya memang ingin pungutan seperti pajak 3% di Prancis terkait pendapatan online tertentu dihapus. Sebagai informasi, Prancis menerapkan retribusi 3% pada pendapatan layanan digital yang diperoleh di Prancis oleh perusahaan dengan pendapatan lebih dari €25 juta di sana dan €750 juta di seluruh dunia. 

Baca Juga: Wall Street mixed, Dow Jones dan S&P 500 melemah karena investor menanti katalis baru

Presiden Asosiasi Industri Komputer dan Komunikasi (CCIA) Matthew Schruers mengatakan pajak telah menjadi cara yang semakin populer bagi negara-negara untuk menyeimbangkan anggaran mereka. Presiden dari asosiasi yang menaungi Facebook, Google dan Twitter ini juga berharap bahwa pajak layanan digital bisa dicabut.

"Perusahaan mendukung pembicaraan pajak global ini dan pajak minimum adalah harga kepastian pajak," ujar Schruers.

Chamber of Progress yang merupakan partner  Amazon.com Inc, Facebook dan Twitter Inc juga memiliki harapan pajak layanan digital bisa dihapus dan menginginkan sistem yang berbeda. 

Lewat pernyataan CEO-nya, Adam Kovacevich, disebutkan bahwa perusahaan besar telah menjadi sasaran selama lima hingga 10 tahun terakhir oleh "pajak layanan digital yang diskriminatif".

Sedikit berbeda, NetChoice yang juga memiliki Facebook dan Google di antara anggotanya tidak terkesan dengan adanya kemungkinan pajak layanan digital dihapuskan.

"Pajak 15% itu adalah batas - bukan plafon, dan itu tidak mungkin menghentikan pemerintah Eropa dari memberlakukan pajak digital baru dan mengambil tindakan anti monopoli untuk merugikan perusahaan AS," kata Presiden NetChoice Steve DelBianco.

Selanjutnya: G7 Sepakati Tarif Pajak Global Minimal, Raksasa Teknologi Bersiap Bayar Lebih Mahal

Editor: Herlina Kartika Dewi