KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Acronis hari ini meluncurkan ketersediaan Acronis Cyber Protect 15 bagi pengguna di Indonesia. Acronis Cyber Protect adalah solusi perlindungan dunia maya yang diperkuat dengan artificial intellegence yang dapat mengintegrasikan backup, disaster recovery, antimalware generasi baru, keamanan siber, dan perangkat endpoint manajemen seperti penilaian kerentanan, filter URL, dan manajemen patch ke dalam satu layanan. Kebocoran data yang terjadi berturut-turut melanda Indonesia tahun ini dialami oleh pemerintah, perusahaan swasta, maupun akun milik pribadi. Seperti kebocoran data pribadi salah satu public figure yang dicuri dan kemudian diunggah di media sosial. Kasus lainnya melibatkan sekelompok peretas yang mengklaim telah memperoleh 1,2 juta data pengguna dari salah satu perusahaan e-commerce terkenal di Indonesia, serta banyak kasus serupa lainnya yang terus bertambah. Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kominfo Mariam F. Barata menjelaskan belakangan ini, baik di dalam maupun di luar negeri, telah terjadi banyak kasus pelanggaran data pribadi yang memberikan dampak kerugian yang signifikan bagi masyarakat. “Kebocoran data itu disebabkan oleh serangan siber, human error (negligent insider), outsourcing data ke pihak ketiga, kesengajaan perbuatan orang dalam, kegagalan sistem, rendahnya aswareness, dan tidak peduli dengan kewajiban regulasi. Jika dikelompokkan kebocoran data itu hampir 96% disebabkan oleh insiden siber,” jelas Mariam.
Dukung pekalu bisnis di Indonesia, Acronis meluncurkan Acronis Cyber Protect
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Acronis hari ini meluncurkan ketersediaan Acronis Cyber Protect 15 bagi pengguna di Indonesia. Acronis Cyber Protect adalah solusi perlindungan dunia maya yang diperkuat dengan artificial intellegence yang dapat mengintegrasikan backup, disaster recovery, antimalware generasi baru, keamanan siber, dan perangkat endpoint manajemen seperti penilaian kerentanan, filter URL, dan manajemen patch ke dalam satu layanan. Kebocoran data yang terjadi berturut-turut melanda Indonesia tahun ini dialami oleh pemerintah, perusahaan swasta, maupun akun milik pribadi. Seperti kebocoran data pribadi salah satu public figure yang dicuri dan kemudian diunggah di media sosial. Kasus lainnya melibatkan sekelompok peretas yang mengklaim telah memperoleh 1,2 juta data pengguna dari salah satu perusahaan e-commerce terkenal di Indonesia, serta banyak kasus serupa lainnya yang terus bertambah. Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kominfo Mariam F. Barata menjelaskan belakangan ini, baik di dalam maupun di luar negeri, telah terjadi banyak kasus pelanggaran data pribadi yang memberikan dampak kerugian yang signifikan bagi masyarakat. “Kebocoran data itu disebabkan oleh serangan siber, human error (negligent insider), outsourcing data ke pihak ketiga, kesengajaan perbuatan orang dalam, kegagalan sistem, rendahnya aswareness, dan tidak peduli dengan kewajiban regulasi. Jika dikelompokkan kebocoran data itu hampir 96% disebabkan oleh insiden siber,” jelas Mariam.