Dukung Pemberdayaan Perempuan, Pemerintah Dorong Swasta Terbitkan Orange Bonds



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indonesia berencana menerbitkan orange bonds atau obligasi orange yang diperuntukan untuk mengatasi kesenjangan gender, perubahan iklim, dan mendukung keberlanjutan ekonomi. Rencananya, penerbitan orange bonds ini akan diserahkan kepada pihak swasta.

Penerbitan obligasi orange ini diinisiasi oleh Impact Investment Exchange (IIX), didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Kementerian Keuangan. 

Kepala Subdirektorat Pengembangan dan Pendalaman Pasar Surat Utang Negara (SUN) Chandra A. S. Wibowo menyampaikan, pemerintah sejatinya mendukung inisiasi penerbitan orange bonds yang tujuannya untuk kesenjangan gender, perubahan iklim, dan mendukung keberlanjutan ekonomi.


“Akan tetapi, pada 2020 pemerintah sudah menerbitkan green bonds, pada 2021 menerbitkan SDGs bonds, 2023 sudah menerbitkan blue bonds. Nah SDGs bonds ini coverage 17 gol, yang mana salah satunya adalah orange atau gender equality,” tutur Chandra kepada awak media, Rabu (10/7).

Baca Juga: Pemerintah DukungPeluncuran Orange Bonds untuk Dukung Perempuan di Indonesia

Sebenarnya pemerintah sudah menerbitkan obligasi serupa yakni orange atau gender equality (kesetaraan gender) yang salah satu pendanaanya ditujukan untuk memitigasi kesetaraan gender.

“Karena pemerintah sudah punya instrumen yang mengatur itu, jadi bukannya pemerintah menolak, tetapi kita sudah punya instrumen yang mencakup gender equality. Untuk mendukung penerbitan orange bonds ini, pemerintah akan mendorong sektor swasta untuk berpartisipasi, tambahnya.

Adapun Chandra belum menganalisa apakah orange bonds ini akan diminati investor atau tidak. Akan tetapi, jika melihat hasil penerbitan green bonds dan blue bonds hasilnya cukup memuaskan. Sehingga menurutnya, market cukup tertarik pada instrumen-instrumen penerbitan obligasi tematik.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Kementerian PPN/Bappenas Yanuar Nugroho menjelaskan, nantinya hasil dari penerbitan orange bonds  ini selain digunakan untuk perubahan iklim, juga ditujukan secara spesifik untuk pemberdayaan UMKM yang dijalankan oleh perempuan.

“Selama ini kan perempuan akses ke perbankan kecil. Jadi dengan penerbitan bonds ini nanti hasilnya bisa digunakan untuk mendanai itu,” jelasnya.

Adapun untuk memastikan pendanaan dari hasil penerbitan  orange bonds benar-benar disalurkan sesuai tujuan awal, Yanuar menyampaikan, masyarakat sipil perlu dilibatkan untuk mengawasi pendanaan tersebut. 

Chief Operating Officer IIX Angela Ng menyampaikan, melalui orange bonds mampu memobilisasi dana sekitar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 162 triliun (kurs Rp16.247 per dolar AS).

“US$ 10 miliar ini bisa memberdayakan sebanyak 100 juta perempuan dan minoritas gender pada tahun 2030,” kata Angela.

Disamping itu, ia menyampaikan bahwa pemerintah perlu bekerjasama dengan dengan bank-bank swasta sebagai agen penempatan dan juga menerbitkan obligasi mereka sendiri.

Angela menekankan, kehadiran orange bonds tidak ditujukan sebagai pengganti  green bonds, namun akan berjalan beriringan untuk mencapai tujuan SDGs.

Baca Juga: Risiko Dalam Negeri Menghambat Penurunan Yield SUN Acuan

Meski begitu, Angela belum bisa memastikan kapan orange bonds ini akan diterbitkan. Menurutnya saat ini, masih dalam tahap penjajakan untuk memperkenalkan orange bonds dan tujuan pembiayaan.

“Kami memang aspirasinya 2025 kita harap bisa punya partner dengan private sektor, jadi kita bisa mobilisasi untuk inklusi. Tapi ini harus kolektif, kami tidak memaksakan, tergantung kesiapan,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat