Dukung sektor agrobisnis, BRI kucurkan kredit ke PTPN II senilai Rp 1,07 T



JAKARTA. Kucuran kredit bank pelat merah beraset terbesar kedua di Tanah Air yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) ke sesama perusahaan pelat merah, semakin deras. Yang terbaru, BRI menggelontorkan kredit senilai Rp 1,078 triliun ke perusahaan perkebunan milik negara, yakni PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II).

Kerjasama kredit tersebut ditandatangani kemarin (16/2) oleh Direktur Utama BRI Sofyan Basir dengan Direktur Utama PTPN II Bhatara Moeda Nasution dan disaksikan Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar.

Sofyan menuturkan, BRI memberi kredit kepada PTPN II dengan bunga komersial 10%-12% per tahun. Pinjaman dengan tenor tiga tahun ini terbagi menjadi dua jenis, yakni kredit modal kerja pengembangan budidaya gula senilai Rp 165 miliar dan kredit investasi sebesar Rp 840,5 miliar.


PTPN II akan memanfaatkan kredit investasi tersebut untuk investasi distrik sawit dan revitalisasi pabrik gula. Perusahaan pelat merah ini juga akan memanfaatkan kredit tersebut untuk membangun infrastruktur di wilayah perkebunan sawit, yakni dengan membangun jalan untuk mendukung distribusi hasil perkebunan sawit. "Ini agar sawit bisa cepat diangkut. Kontrol juga lebih bagus karena dikelilingi oleh irigasi, jadi dibuat sungai yang dalam yang mengamankan seluruh areal sawit," papar Sofyan.

PTPN II adalah BUMN kesekian yang menjadi debitur BRI. Direktur Kelembagaan dan BUMN BRI Asmawi Syam mengungkapkan, sampai tahun lalu plafon kredit BRI untuk BUMN naik 20% jadi Rp 44,3 triliun. Namun, dari nilai itu, yang sudah ditarik (disbursed loan) sampai akhir kuartal III- 2010 lalu, baru sebesar Rp 25,09 triliun. Debitur BUMN tersebut berasal dari sektor yang beragam, seperti agribisnis, telekomunikasi dan infrastruktur.

Target pengucuran kredit BRI ke BUMN tahun ini belum bisa dipastikan, karena hingga kini anggaran BUMN 2011 belum rampung. "Kami melihat dulu pertumbuhan mereka berapa, juga kebutuhan belanja modal dan barangnya. Dari situ baru bisa dihitung," kata Asmawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can