KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (
DRMA), perusahaan manufaktur komponen otomotif milik Triputra Group, menyatakan telah siap mengambil peluang produksi komponen yang dibutuhkan oleh kendaraan listrik/
electric vehicle (EV) di Indonesia. Dalam menyambut era transformasi dari
internal combustion engine menuju EV di Indonesia, DRMA mulai memproduksi komponen-komponen yang digunakan dalam kendaraan listrik seperti komponen badan dan
chassis kendaraan menggunakan
high-tensile steel, battery pack, sensor-sensor,
battery management system, hingga
wiring harness. Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso, mengungkapkan, jika saat ini pemerintah terus mendorong pelaku industri otomotif untuk mendukung perkembangan kendaraan listrik dengan memberikan insentif dan membuat
roadmap untuk EV. "Melihat hal tersebut Perseroan mempersiapkan diri melalui teknologi dan sumber daya manusia yang mampu memproduksi komponen untuk kendaraan listrik," tuturnya, Kamis (25/11).
Baca Juga: Pelaku usaha jual beli mobil bekas optimalkan digitalisasi untuk menggenjot penjualan Lebih lanjut, Irianto menjelaskan bahwa baterai EV memiliki berat yang sangat besar sekitar 30% dari total berat kendaraan. Sehingga, berat kendaraan perlu dibuat lebih ringan untuk kompensasi berat baterai. Salah satu cara untuk meringankan berat kendaraan adalah dengan menggunakan material
high-tensile steel. Saat ini, dengan mengandalkan kompetensi sumber daya manusia dan teknologi, DRMA mulai memproduksi komponen badan kendaraan yang menggunakan
high-tensile steel yang memiliki kekuatan hingga 980 MPA dan ke depannya dapat mencapai 1190 MPA. Selain itu, anak perusahaan DRMA juga memproduksi komponen lainnya untuk EV. Misalnya, Dharma Electrindo Manufacturing dan Dharma Kyungshin Indonesia mulai mengembangkan dan memproduksi
wiring harness yang dapat dialiri arus listrik yang tinggi untuk EV.
Irianto mengatakan, semua komponen yang dibuat oleh Perseroan saat ini merupakan komponen yang sangat diperlukan. Tidak hanya untuk mesin berbasis internal
combustion engine, yang diperkirakan masih sangat besar prospek pertumbuhannya selain tren terbaru ke arah kendaraan listrik. "Tentunya, momentum ini menjadi peluang bagi Perseroan untuk melanjutkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang sambil melanjutkan proses untuk menjadi perusahaan publik,” tutup Irianto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .