Dukung UMKM Naik Kelas, Wilmar Group Buka Askes Pasar dan Pendampingan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) makanan diakui telah menghidupi jutaan pelaku usaha di Indonesia. Sayangnya, mereka masih kalah bersaing dalam pemasaran sehingga perlu uluran tangan agar mereka dapat naik kelas. 

Yesi Herika,  Ketua Forum UMKM Nagari Salareh Aia di Desa Tapian Kandis, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) mengatakan, pemasaran merupakan salah satu kendala terbesar bagi UMKM akibat keterbatasan modal. 

Untuk itu, Wali Nagari Salareh Aia mengundang PT AMP Plantation, Wilmar Group untuk membentuk forum UMKM guna mewadahi para pelaku usaha, yang saat itu masih berjalan sendiri-sendiri. 


Perusahaan sawit tersebut menawarkan pendampingan dalam memperluas akses pasar, yaitu dengan menjual produk mereka di area perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memberikan bantuan peralatan produksi dan bahan baku.

Baca Juga: Besok, Kejagung Akan Periksa Eks Mendag M Lutfi di Perkara Izin Ekspor CPO

“Kami sangat terbantu. Kalau dulu kami pakai peralatan seadanya, sekarang sudah lebih modern,” ujar dia seperti dikutip dari siaran pers Wilmar, Jumat (25/8).

Forum UMKM Nagari Salareh Aia yang memiliki anggota aktif 20 orang itu memasarkan aneka produk makanan, seperti bolu, telur asin, rendang, ketela balado, keripik, kue basah, serundeng ubi, brownies dan kerajinan tangan. 

Di hari biasa, forum UMKM itu mengantongi omzet hingga Rp 12 juta per bulan. Penjualan mereka akan melonjak saat Lebaran dan hari-hari besar menjadi Rp 18-24 juta per bulan. 

“Pendapatan kami digunakan untuk menambah uang belanja dan menyekolahkan anak. Karena itu kami ingin usaha ini lebih berkembang agar lebih sejahtera,” tutur Yesi.

Forum UMKM tersebut telah memanfaatkan media sosial dan toko online untuk memasarkan produknya. Selain di Sumbar, produk mereka sudah merambah hingga Palembang, Kalimatan, Jakarta dan Papua. 

Mereka telah menerima sertifikat penyuluhan keamanan pangan dari dinas kesehatan setempat. Dalam waktu dekat pihaknya akan segera memperoleh sertifikat pangan industri rumah tangga (PIRT) dan akan berupaya segera mendapatkan sertifikat halal.

Baca Juga: Jadi Sampingan, Budidaya Jamur Beromzet Belasan Juta

Sementara itu, sejak Desember 2022 PT AMP Plantation juga melakukan pendampingan dan memberikan modal bergulir kepada Forum UMKM Master (makanan, sayuran dan ternak) di Wonosari, Kabupaten Pasaman Barat. 

Menurut Asroni, penanggung jawab Forum Master, kelompok tersebut sebenarnya sudah berdiri sejak tiga tahun lalu namun belum terkoordinir dengan baik. Keempat anggota forum itu memproduksi rengginang, mengelola warung bakso, menjual sayur dan bumbu dapur, serta beternak. Mereka berharap dapat lebih mengembangkan usahanya jika ada tambahan modal. Gayungpun bersambut saat perusahaan menawarkan pendampingan. 

“Awalnya kami menghadapi masalah modal. Dana bergulir ini dapat membantu anggota mengembangkan usaha,” kata Asroni. 

Saalah satu contohnya rengginang yang diproduksi oleh salah satu anggota anggota Forum Master telah mengantongi sertifikat halal sehingga dapat menembus swalayan di Sumbar dan konsumen di luar daerah. 

Mereka berharap, perusahaan dapat terus memberikan pendampingan agar usaha lebih meningkat sehingga dapat memasarkan lebih banyak lagi. “Dengan usaha yang berkembang kami ingin dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak,” ujar Asroni.

Baca Juga: Tiga Perusahaan Sawit Jadi Tersangka Karena Kebijakan Minyak Goreng, Ini Kata Pakar

Menurut Agung Sriyono, corporate social responsibility (CSR) coordinator PT AMP Plantation, pihaknya memiliki tanggung jawab dalam membantu perkembangan ekonomi masyarakat yang berada di sekitar daerah operasional perusahaan. 

Bantuan tersebut diharapkan turut berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi daerah, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. “Kami ingin memberikan kail bagi UMKM untuk membantu mendorong kemandirian ekonomi,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli