KONTAN.CO.ID -DENPASAR. Industri pariwisata di Bali kini mulai bangkit. Beberapa jalan protokol sudah ramai, restoran, pasar, dan lokasi penjual oleh-oleh kini padat pengunjung. Bukan saja lokasi oleh-oleh besar seperti Krisna, outlet penjual pernak-pernik menuju pantai kuta juga ramai dikunjungi beberapa turis asing dan domestik. Hidupnya aktivitas bisnis perhotelan dan lainnya membuat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sangat terbantu. Sebab konsumsi listrik mulai mengalir deras, berbeda suasananya saat pandemi menghantam Bali. Pemakaian listrik minim. Made Arya Manager Komunikasi PLN UID Bali mengatakan, saat ini daya mampu di Bali mencapai 1,3 GWh dengan beban puncak masih 0,84 GWh atau dengan kata lain PLN masih memiliki reserved margin 37% pasokan listrik.
"Pemakaian energi hijau di Bali masih kecil 0,3% tetapi kedepan sudah tidak ada lagi pembangunan pembangkit yang menggunakan BBM (non energi bersih)," kata de Arya Manager Komunikasi PLN UID Bali di kantornya, (5/7). Kata Arya, konsumsi listrik di Bali sudah mulai pulih. Sampai dengan bulan mei 2022 kenaikan penjualan listrik 11,14% terhadap bulan dan tahun sebelumnya. "Jumlah pelanggan terbesar di Bali adalah golongan Rumah Tangga yaitu sebesar 82% kemudian disusul oleh pelanggan Bisnis 11%. Kami saat ini memiliki 1.597.016 pelanggan," urai dia. PLN UID Bali saat ini juga terus mempersiapkan keandalan listrik untuk menuju perhelatan Presidensi G20 di Nusa Dua. Perusahaan sudah menyiapkan beberapa energi hijau sesuai dengan semangat green energi yang dicanangkan negara peserta G20. Ia menyatakan, PLN sudah membangun PLTMH Sambangan dengan kapasitas 1 MW berlokasi di Kabupaten Singaraja bekerjasama dengan IPP. Kemudian ada PLTS Banglet dengan kapasitas 1 MWp berlokasi di Kabupaten Bangli, PLTS Kubu dengan kapasitas 1 MWp berlokasi di Kabupaten Kubu, PLTS Hybrid di Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MWac + BESS 1,82 MWh, PV Rooftop di 35 Gedung PLN Bali Group dengan kapasitas 869,75 kWp. "Biaya investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 87,5 Miliar," kata dia. Arya mengatakan, meski terus fokus mengejar pengerjaan proyek hijau tersebut, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pembangunan. Misalnya energi hijau bergantung pada kondisi alam, untuk saat ini sumber energi yang bisa dimanfaatkan di Bali adalah dari dari Air dan Sinar Matahari. Pembangunan PLTA/PLTMH membutuhkan debit aliran air yang besar dan aliran yang terus mengalir, pemanfaatan energi matahari membutuhkan lahan yang luas (1 MW = 1 Hektar) serta sumber energi efektif yang dapat dimanfaatkan 5 jam sehari. Selain itu fluktuasi tegangan output bisa mempengaruhi keandalan sistem distribusi (intermiten). Dalam mengembangkan proyek tersebut, PLN menggandeng pihak swasta dan Perusda dalam membangun energi hijau melalui kerjasama IPP yang sudah tertuang di RUPTL. Disisi lain PLN juga bekerja sama dengan anak perusahaan PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali dalam membangun PLTS Hybrid Nusa Penida dan PV Rooftop PLN Bali Group. "Salam RUPTL sudah direncanakan pembangunan PLTS di Bali hingga tahun 2030. Pada tahun 2023 rencana dikembangkan 2x25 MW yang berada di Bali Timur dan di Bali Barat," urai dia. Bukan saja proyek pembangkit, PLN juga terus membangun ekosistem kendaraan listrik dengan membangun tempat pengisian baterai. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga dikembangkan untuk menghadapi era distruptif transisi energi kendaraan di Bali.
SPKLU Eksisting saat ini sejumlah 22 unit yang tersebar di 15 lokasi, untuk penambahan G20 ada 70 unit spklu, untuk 60 unit di install di 2 lokasi, 10 unit sisanya standby. Rencana pembangunan SPKLU Ultrafast Charging akan mencapai 64 UFC (60 PLN + 4 Hyundai). Proyek itu akan berlokasi di Hotel Apurva Kempinski 30 UFC yang akan berada di pinggir jalan 6 Shelter atau 14 UFC. Nantinya PLN 5 Shelter atau 10 UFC, sementara Hyundai 1 Shelter atau 4 UFC. Lalu di dalam 8 shelter atau 16 UFC PLN. Kemudian di central Parking ITDC Nusa Dua 34 UFC, terdiri dari lahan Eksisting 8 Shelter atau 16 UFC dan lahan tambahan 8 Shelter atau 16 UFC dan 2 UFC Bergerak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini