Dukungan 8 sektor bikin IHSG tegar di sesi I



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak stabil di zona hijau sepanjang sesi I hari ini (8/8). Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,38% menjadi 5.440,57.

Kenaikan indeks masih mendapat sokongan dari aksi beli saham oleh investor asing. Di seluruh market, nilai pembelian bersih (net buy) oleh asing mencapai Rp 302,6 miliar. Sedangkan di pasar reguler, nilai net buy asing mencapai Rp 240 miliar. 

Ada 172 saham yang melesat. Sementara, jumlah saham yang menurun sebanyak 131 saham dan 90 saham lainnya diam di tempat. 


Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 3,187 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,161 triliun. 

Delapan sektor berhasil bergerak naik. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor industri lain-lain naik 1,39%, sektor konstruksi naik 0,88%, dan sektor keuangan naik 0,87%.

Posisi top gainers indeks LQ 45 di sesi I antara lain: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 3,10% menjadi Rp 5.825, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 2,86% menjadi Rp 2.160, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 2,37% menjadi Rp 1.940. 

Di posisi top losers indeks LQ 45 siang ini, terdapat saham-saham: PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 1,38% menjadi Rp 2.140, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 1,27% menjadi Rp 1.165, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 1,08% menjadi Rp 20.600. 

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, menjelaskan, pergerakan market hari ini dipengaruhi oleh data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II dan data tenaga kerja di AS.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indoneisa kuartal II-2016 mencapai 5,12% yoy, naik dari kuartal I-2016 yang tercatat sebesar 4,91% yoy. 

"Ini di atas ekpektasi kami 5,04% dan di atas ekpektasi konsensus Bloomberg 5%," kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (8/8).

Sementara dari eksternal, pergerakan pasar akan dipengaruhi oleh data nonfarm payrol AS di bulan Juli tercatat 255.000, di atas ekpektasi konsensus 180.000. Namun data tersebut masih dibawah revisi data Juni yang tercatat sebesar 292.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie