KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pengembangan kendaraan listrik dari hulu ke hilir diakui memerlukan insentif agar pertumbuhannya bisa kian terakselerasi. Staf Khusus Menteri ESDM Agus Tjahajana mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi basis produksi baterai listrik global. Merujuk perkembangan yang ada, hingga 2024 mendatang ditargetkan total ada tambahan sekitar 240 ribu ton per tahun pengolahan nikel untuk menghasilkan material baterai listrik. Agus menjelaskan, dengan tambahan tersebut dan ditambah dengan produksi dari Indonesia Baterai Corporation (IBC) maka Indonesia bisa menjadi penyuplai nomer dua atau tiga di dunia.
Dukungan Insentif Dibutuhkan untuk Mengakselerasi Industri Kendaraan Listrik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pengembangan kendaraan listrik dari hulu ke hilir diakui memerlukan insentif agar pertumbuhannya bisa kian terakselerasi. Staf Khusus Menteri ESDM Agus Tjahajana mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi basis produksi baterai listrik global. Merujuk perkembangan yang ada, hingga 2024 mendatang ditargetkan total ada tambahan sekitar 240 ribu ton per tahun pengolahan nikel untuk menghasilkan material baterai listrik. Agus menjelaskan, dengan tambahan tersebut dan ditambah dengan produksi dari Indonesia Baterai Corporation (IBC) maka Indonesia bisa menjadi penyuplai nomer dua atau tiga di dunia.