Dukungan mengalir bagi aksi Medco



JAKARTA. Aksi korporasi MedcoEnergi Group memborong 82,2% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) berlangsung nyaris tanpa hambatan dan tanpa tentangan. Berbagai dukungan mengalir pada ekspansi itu, mulai dari otoritas keuangan, bankir hingga politisi.

Dari sisi pendanaan, misalnya, tiga bank plat merah, yakni Bank Mandiri, BNI, dan BRI, menggotong sebagian pendanaan akuisisi senilai total US$ 2,6 miliar itu.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, tiga bank pelat merah menyokong 30% dari total pendanaan atau setara US$ 750 juta.


"Pada sindikasi ini, Bank Mandiri memberikan pinjaman US$ 260 juta, BNI memberikan senilai US$ 240 juta, dan BRI sekitar US$ 150 juta," ungkap Rohan kepada KONTAN, belum lama ini.

Menurut Rohan, aksi bank BUMN ini merupakan langkah maju. Soalnya, selama ini transaksi di sektor pertambangan selalu didominasi bank asing. Sejak tahun 2011, Bank Mandiri sudah menjadi mitra NTT dan mengetahui persis potensi asetnya. Jadi, bank ini bisa mengukur risiko dari pengucuran kredit kepada MedcoEnergi.

Direktur Korporasi BRI Donsuwan Simatupang membenarkan, banknya berkontribusi 20% dari total sindikasi pinjaman bank BUMN untuk MedcoEnergi yang dipimpin Bank Mandiri.

"Medco adalah nasabah lama BRI dengan track record bagus dan sangat berpengalaman," kata Donsuwan, kemarin (10/7).

Tambah lagi, NNT mengelola tambang emas, bukan batubara yang harganya cenderung stagnan. Donsuwan berjanji akan lebih perinci membeberkan keterlibatan BRI pada paparan publik dalam beberapa waktu mendatang.

Sedangkan Herry Sidharta, Direktur Bisnis Banking I BNI sebelumnya menyatakan, NNT merupakan perusahaan sehat dari segi operasional dan neraca keuangan. Perusahaan tambang ini juga memilik tambang emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia setelah Freeport. Baik Bank Mandiri, BRI, maupun BNI belum mengungkap sumber dana yang dialirkan untuk kredit ke Medco.

Pun belum jelas pemenuhan pendanaan lain atas akuisisi ini Yang terang, OJK akan memonitor kondisi kolektibilitas masing-masing kredit bank BUMN untuk MedcoEnergi.

"Kami akan lihat governance dari proses penyaluran kreditnya," kata Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK.

Sementara dukungan politik datang dari wakil rakyat. Ketua Komisi XI DPR Ahmadi Noor Supit tidak mempermasalahkan sumber pendanaan kredit untuk MedcoEnergi dari tiga bank BUMN.

"Asalkan pinjaman itu business as usual," terang Ahmadi.

Hendrawan Supratikno, politis PDIP, menyatakan partainya akan mempelajari akuisisi ini. Dia menyayangkan akuisisi NNT diserahkan ke swasta, bukan BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie