Dukungan warga Brasil untuk Piala Dunia merosot



SAO PAULO. Peta dukungan warga Brasil atas penyelenggaraan Piala Dunia 2014 mulai bergeser. Jajak pendapat terbaru menyimpulkan, sebagian besar warga Brasil menganggap, Piala Dunia lebih banyak mendatangkan mudarat ketimbang manfaat. Brasil hanya didukung separuh masyarakatnya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Hanya 48% warga yang mendukung Brasil menjadi penyelenggara ajang sepakbola terbesar sejagat itu. Angka ini melorot ketimbang posisi Februari lalu yang masih 52%. Bahkan, angka di bawah 50% menjadi yang pertama kali terjadi, menurut survei Datafolha yang dipublikasikan pada Selasa (8/4) lalu. Terakhir kali Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 1950.

Restu warga Brasil tersebut, jelas menurun dari posisi tertingginya, yakni 79% pada November 2008, setahun setelah Brasil terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014. Masyarakat Brasil kecewa dengan penyelenggaraan Piala Dunia kali ini, lantaran persiapan pemerintah kacau balau.


Selain menghabiskan dana besar, warga kecewa dengan kasus kecelakaan dalam proses pembangunan stadion yang merenggut nyawa pekerja. Apalagi, pembangunan sebagian stadion dan bandara molor dari jadwal, sehingga berpotensi mempermalukan Brasil di dunia internasional.

Hasil jajak pendapat ini cukup mengejutkan. Sebab, sepakbola merupakan olahraga yang paling digandrungi di Negeri Samba. Hingga kini, Brasil masih memegang rekor juara dunia sepakbola terbanyak, yakni lima kali.

Ajang olahraga ini juga merembet ke politik lokal. Piala Dunia 2014 berpotensi meningkatkan risiko bagi Presiden Dilma Rousseff, yang diprediksi berpeluang besar terpilih kembali dalam pemilu bulan Oktober tahun ini. Namun, dukungan terhadap Rousseff bisa anjlok apabila Brasil gagal total di Piala Dunia.

Datafolha menyebutkan 55% warga yang disurvei meyakini bahwa Piala Dunia lebih banyak mendatangkan kerugian bagi Brasil. Sedangkan 36% responden percaya acara ini lebih banyak membawa keuntungan. Datafolha melakukan survei terhadap 2.637 orang, pada 2 April dan 3 April di 162 kota. Survei ini memiliki margin error 2%.

Editor: Sandy Baskoro