KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia menyepakati vaksinasi merupakan cara yang paling efektif, sekaligus aman, untk menimbulkan kekebalan kelompok, alias herd immunity. Namun pelaksanaan vaksinasi semacam apa, yang perlu dilakukan dunia di masa kini untuk mengakhiri pandemi Covid-19? Dari sudut perlindungan kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, vaksinasi yang ideal adalah yang digulirkan secara cepat. Pernyataan semacam itu disampaikan WHO ketika sejumlah negara Eropa melakukan penghentian sementara vaksinasi Covid-19, menyusul kemunculan kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI). WHO saat itu mengatakan, vaksinasi yang lambat akan memperpanjang masa pandemi. Alasan lain tentang perlunya program vaksinasi dilaksanakan bergegas adalah mengimbangi proses mutasi corona. Para ahli berharap kekebalan kelompok sudah terbentuk sebelum muncul varian virus yang memiliki sifat lebih ganas. Kekhawatiran semacam ini yang muncul dari bencana tsunami virus corona yang dialami India.
Dunia belum sepakat cara percepat vaksinasi, protokol kesehatan tak boleh kendor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia menyepakati vaksinasi merupakan cara yang paling efektif, sekaligus aman, untk menimbulkan kekebalan kelompok, alias herd immunity. Namun pelaksanaan vaksinasi semacam apa, yang perlu dilakukan dunia di masa kini untuk mengakhiri pandemi Covid-19? Dari sudut perlindungan kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, vaksinasi yang ideal adalah yang digulirkan secara cepat. Pernyataan semacam itu disampaikan WHO ketika sejumlah negara Eropa melakukan penghentian sementara vaksinasi Covid-19, menyusul kemunculan kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI). WHO saat itu mengatakan, vaksinasi yang lambat akan memperpanjang masa pandemi. Alasan lain tentang perlunya program vaksinasi dilaksanakan bergegas adalah mengimbangi proses mutasi corona. Para ahli berharap kekebalan kelompok sudah terbentuk sebelum muncul varian virus yang memiliki sifat lebih ganas. Kekhawatiran semacam ini yang muncul dari bencana tsunami virus corona yang dialami India.