KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Dalam beberapa jam dan selang beberapa hari setelah Qasem Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS, kehancurannya digambarkan dalam berbagai istilah. Presiden Donald Trump mengatakan dia telah "dihancurkan"; pejabat AS lainnya berbicara tentang "pembunuhan yang ditargetkan" dan "tindakan mematikan". Namun, baik Presiden Iran maupun Perdana Menteri Irak mengatakan kematian Soleimani adalah "pembunuhan" - yang pada dasarnya adalah pembunuhan bermotivasi politik. Para pejabat AS telah menolak karakterisasi atas tewasnya Soleimani sebagai pembunuhan. Itu tidak mengherankan karena pembunuhan telah ilegal di bawah hukum federal AS sejak 1981. Akan tetapi, masih ada saja terjadi pembunuhan dan pemerintah tidak selalu dianggap melanggar hukum. Hal ini karena sebagian hukum AS tidak mendefinisikan "pembunuhan" dengan tepat, dan ada undang-undang lain yang digunakan pemerintah AS untuk membenarkan tindakan mereka.
Dunia mulai meragukan legalitas serangan drone AS yang tewaskan Soleimani
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Dalam beberapa jam dan selang beberapa hari setelah Qasem Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS, kehancurannya digambarkan dalam berbagai istilah. Presiden Donald Trump mengatakan dia telah "dihancurkan"; pejabat AS lainnya berbicara tentang "pembunuhan yang ditargetkan" dan "tindakan mematikan". Namun, baik Presiden Iran maupun Perdana Menteri Irak mengatakan kematian Soleimani adalah "pembunuhan" - yang pada dasarnya adalah pembunuhan bermotivasi politik. Para pejabat AS telah menolak karakterisasi atas tewasnya Soleimani sebagai pembunuhan. Itu tidak mengherankan karena pembunuhan telah ilegal di bawah hukum federal AS sejak 1981. Akan tetapi, masih ada saja terjadi pembunuhan dan pemerintah tidak selalu dianggap melanggar hukum. Hal ini karena sebagian hukum AS tidak mendefinisikan "pembunuhan" dengan tepat, dan ada undang-undang lain yang digunakan pemerintah AS untuk membenarkan tindakan mereka.