JAKARTA. PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) kembali melebarkan sayapnya. Setelah sebelumnya memasuki bisnis pembangkit tenaga listrik, perusahaan jasa kontruksi dan infrastruktur ini sedang serius untuk masuk ke bisnis tambang batubara.Direktur Keuangan DGIK Laurensius Teguh menyatakan jika saat ini perusahaannya tengah melirik tiga tambang batubara di kawasan Kalimantan. "Saat ini masih dalam proses tender untuk tiga lokasi di Kalimantan," katanya di Jakarta, Senin (31/5).Keseriusan DGIK untuk masuk ke pertambangan ini dilakukan dengan mengandeng perusahaan kontraktor pertambangan asal Australia yang bernama Macmahon Limited. Menurut Direktur Utama DGIK Dudung Purwadi, pola kerjasama kedua perusahaan ini adalah join venture dengan komposisi 50%-50%. "Saat ini porsinya masih 50-50," jelas Dudung.Untuk menjajaki tambang batubara di Kalimantan tersebut, DGIK sudah menyiapkan dana mencapai US$ 15 juta. Sumber pendanaannya akan dilakukan dengan kas internal perusahaan dan juga pendanaan pihak ketiga seperti pinjaman bank. Tapi DGIK belum mau membeberkan berapa komposisi antara pendanaan dari kas dan pinjaman. Namun Laurensius menyatakan kalau saat ini kas internal perusahaannya sebesar Rp 200 miliar. "Posisi antara kas dan pinjaman kita pun masih kecil, dibawah 1 kali, hanya 0,6 kali," tegasnya. DGIK pun mengincar tambang batubara yang memiliki cadangan sebesar 1 juta ton per tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Duta Graha Masuk Ke Tambang Batubara
JAKARTA. PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) kembali melebarkan sayapnya. Setelah sebelumnya memasuki bisnis pembangkit tenaga listrik, perusahaan jasa kontruksi dan infrastruktur ini sedang serius untuk masuk ke bisnis tambang batubara.Direktur Keuangan DGIK Laurensius Teguh menyatakan jika saat ini perusahaannya tengah melirik tiga tambang batubara di kawasan Kalimantan. "Saat ini masih dalam proses tender untuk tiga lokasi di Kalimantan," katanya di Jakarta, Senin (31/5).Keseriusan DGIK untuk masuk ke pertambangan ini dilakukan dengan mengandeng perusahaan kontraktor pertambangan asal Australia yang bernama Macmahon Limited. Menurut Direktur Utama DGIK Dudung Purwadi, pola kerjasama kedua perusahaan ini adalah join venture dengan komposisi 50%-50%. "Saat ini porsinya masih 50-50," jelas Dudung.Untuk menjajaki tambang batubara di Kalimantan tersebut, DGIK sudah menyiapkan dana mencapai US$ 15 juta. Sumber pendanaannya akan dilakukan dengan kas internal perusahaan dan juga pendanaan pihak ketiga seperti pinjaman bank. Tapi DGIK belum mau membeberkan berapa komposisi antara pendanaan dari kas dan pinjaman. Namun Laurensius menyatakan kalau saat ini kas internal perusahaannya sebesar Rp 200 miliar. "Posisi antara kas dan pinjaman kita pun masih kecil, dibawah 1 kali, hanya 0,6 kali," tegasnya. DGIK pun mengincar tambang batubara yang memiliki cadangan sebesar 1 juta ton per tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News