Duterte menutup kawasan wisata Boracay Filipina selama 6 bulan



KONTAN.CO.ID - MANILA. Pulau Boracay, salah satu tujuan utama pariwisata di Asia, akan ditutup selama enam bulan setelah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menyetujui proposal dari badan lingkungan dan pariwisata untuk menutup area tersebut untuk rehabilitasi lingkungan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (5/4) pulau Boracay, yang terkenal dengan pantai pasir putihnya, akan ditutup mulai 26 April. Pemerintah Filipina memperkirakan kerugian hingga 20 miliar peso, setara dengan US$ 384 juta selama shutdown enam bulan.

Segera setelah pengumuman dari Duterte, Philippine Airlines dan Cebu Air Cebu Pacific membatalkan penerbangan ke Boracay selama penutupan.


Penutupan pulau itu, yang sebelumnya digambarkan Duterte sebagai "septic tank", juga bisa memberikan pukulan bagi target Filipina yang hendak menarik 7,4 juta turis tahun ini.

Sekitar 15% dari 6,6 juta wisatawan di Filipina mengunjungi Boracay tahun lalu, menghabiskan 56 miliar peso di tempat wisata.

Untuk membantu sekitar 36.000 pekerja yang terkena dampak penutupan, juru bicara Duterte, Harry Roque mengatakan, pemerintah akan merilis 2 miliar peso dalam dana darurat untuk membantu pekerja yang mungkin terpengaruh oleh penutupan.

San Miguel Corp., perusahaan terbesar Filipina dan operator bandara dekat pulau Boracay, mengatakan mendukung inisiatif pemerintah melakukan rehabilitasi lingkungan Boracay.

"Pulau itu perlu direhabilitasi dan kami harus mendukung pemerintah. Kami akan menahan rasa sakit jangka pendek tapi rehabilitasi pulau adalah langkah yang benar dan pada akhirnya kami berharap hal tersebut akan menghasilkan keuntungan jangka panjang untuk semua,” ungkap Presiden San Miguel Corp, Ramon Ang, dilansir dari Bloomberg.

Editor: Yudho Winarto