SURABAYA. Tim Disaster Victims Identification (DVI) Polri kembali berhasil mengidentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Kepastian identitas ini diperoleh untuk delapan jenazah. Dengan demikian, jumlah jasad yang berhasil diidentifikasi hingga Rabu (7/1) menjadi 24 korban. Pertama, jenazah dengan label B007, yang berhasil diidentifikasi sebagai Ratri Sri Andriani. Perempuan berusia 30 tahun ini dikenali berdasarkan kecocokan DNA korban dengan ayah kandungnya. Selanjutnya, data sekunder dari data antemortem yang diberikan keluarga menunjukkan kecocokan usia dan jenis kelamin dengan data jenazah. Properti yang dikenakan adalah ikat pinggang warna coklat dan jins berukuran XXXL. Jenazah kedua yang berhasil diidentifikasi adalah Ruth Natalia Made Puspitasari. Perempuan berusia 26 tahun asal Blitar ini diketahui berdasarkan kecocokan DNA dengan ayah kandungnya. Data antemortem lain yang menunjukkan kecocokan adalah rekam gigi yang diserahkan keluarga. Adapun data sekunder menunjukkan kesamaan usia dan jenis kelamin antara data antemortem dan postmortem.
DVI pastikan identitas 8 jenazah korban AirAsia
SURABAYA. Tim Disaster Victims Identification (DVI) Polri kembali berhasil mengidentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Kepastian identitas ini diperoleh untuk delapan jenazah. Dengan demikian, jumlah jasad yang berhasil diidentifikasi hingga Rabu (7/1) menjadi 24 korban. Pertama, jenazah dengan label B007, yang berhasil diidentifikasi sebagai Ratri Sri Andriani. Perempuan berusia 30 tahun ini dikenali berdasarkan kecocokan DNA korban dengan ayah kandungnya. Selanjutnya, data sekunder dari data antemortem yang diberikan keluarga menunjukkan kecocokan usia dan jenis kelamin dengan data jenazah. Properti yang dikenakan adalah ikat pinggang warna coklat dan jins berukuran XXXL. Jenazah kedua yang berhasil diidentifikasi adalah Ruth Natalia Made Puspitasari. Perempuan berusia 26 tahun asal Blitar ini diketahui berdasarkan kecocokan DNA dengan ayah kandungnya. Data antemortem lain yang menunjukkan kecocokan adalah rekam gigi yang diserahkan keluarga. Adapun data sekunder menunjukkan kesamaan usia dan jenis kelamin antara data antemortem dan postmortem.