KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dwi Guna Laksana Tbk (
DWGL) telah mengikuti tender untuk menjadi pemasok batubara PLTU Cilacap dan Jawa 7 di kuartal empat nanti. Tahun ini, DWGL juga berencana akan mengekspor batubaranya ke China dan India jika sudah siap. Usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Selasa (9/7), Direktur Utama DWGL Herman Hashikin memaparkan anak perusahaan emiten tersebut. PT Sinergi Laksana Bara Mas sudah mengikuti
tender untuk kuartal empat dan siap menjadi pemasok batubara energi rendah
(brown coal). "Kami positif ya untuk pasokan di Cilacap. Karena yang punya kalori 5100 kcal hanya DWGL," ujar Herman.
Baca Juga: Dwi Guna Laksana (DWGL): Belum ada perubahan operasional pasca tender offer Hawthorn Herman menambahkan, pada akhir tahun PLTU Jawa 7 akan melakukan pengujian operasional
(commisioning). DWGL menawarkan 2 juta ton barubara untuk pasokan PLTU Jawa 7, sedangkan kebutuhan PLTU tersebut sebesar 7 juta ton. Perihal ekspansi bisnis, emiten tersebut berencana melakukan ekspor China dan India di tahun ini. Namun, proyeksi utama emiten tersebut ialah ke India. Menurut Herman, India tidak terlalu pemilih dalam mengimpor jenis batu bara yang diinginkan. Direktur Perseroan DWGL, Panca Budi Idaman Tan Hendra turut menambahkan bahwa strategi lain perusahaan mereka ialah dengan meningkatkan volume pasokan batubara ke PT PLN (Perseroan) hingga 5 juta ton dalam dua tahun ke depan. Jumlah volume tersebut akan didapatkan dari dua sumber, yaitu DWGL dan anak perusahaannya PT Sinergi Laksana Bara Mas.
Baca Juga: Tahun lalu merugi, Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) tak bagi-bagi dividen Hendra menyatakan memasuki kuartal II-2019, DWGL sudah berhasil menjual 1,3 juta metrik ton dan mendapat keuntungan sekitar Rp 943 miliar. Pada kuartal III dan IV, emiten tersebut akan menggenjot lagi penjualan batubara hingga 2,2 juta ton ke PLN atau pihak ketiga lainnya. Selain itu, Hendra juga menyatakan sama seperti tahun 2018, pendapatan akan ditingkatkan dengan kontribusi dari bisnis penyewaan pelabuhan DWGL yang ada di Kintap, Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Di kuartal I 2019 kemarin, jasa pelabuhan emiten ini telah memberikan kontribusi sebanyak Rp 8,3 miliar atau mencapai 26% dari target yang ditetapkan. Sementara, pendapatan dari pelabuhan di tahun 2018 sebesar Rp 33,4 miliar. Pelabuhan di Kintap tersebut yang nantinya juga diharapkan akan menjadi fasilitas ekspor DWGL. Mengenai aset tambang batu bara, Herman memaparkan bahwa DWGL memiliki dua lokasi. Pertama ada di Batu Ampar, Tanah Laut, Kalimantan Selatan dan selanjutnya berada di Karang Intan, Banjar, Kalimantan Selatan. Akan tetapi, kedua lokasi aset masih dalam tahap pengembangan dan baru berstatus memperoleh izin. Hingga saat ini, lokasi tersebut belum ada aktivitas penambangan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .