KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Belakangan ini muncul kabar bahwa para pelaku startup di bidang
e-commerce mulai melakukan monetisasi terhadap bisnisnya. Hal ini dibenarkan oleh Indonesian E-Commerce Association (idEA). “Yang saya dengar begitu, jadi ada beberapa
platform yang tadinya tidak mengenakan
charge ke penjual sekarang mulai ada
charge-nya,“ ujar Ketua Umum idEA, Ignatius Untung kepada Kontan.co.id (12/09).
Baca Juga: Mau tahu strategi bisnis Bukalapak paska dikabarkan PHK karyawan? simak ini... Ignatius menyebutkan bahwa strategi monetisasi memang umum dilakukan oleh
startup yang sudah memiliki basis penguasaan pasar yang kuat serta valuasi besar. Berdasarkan polanya,
startup yang baru mulai menjalani bisnis umumnya akan berorientasi untuk melebarkan pasar terlebih dahulu. Setelah memiliki basis penguasaan pasar serta valuasi yang besar, startup cenderung akan mencari sumber-sumber pendapatan baru, salah satunya dengan cara memonetisasi bisnis yang dijalankan. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko kegagalan dalam menggalang dana. Menurut Ignatius, risiko gagal galang dana yang dihadapi startup akan menjadi lebih besar ketika startup sudah memiliki valuasi yang besar di kelasnya. Seiring terjadinya kenaikan pada valuasi
startup, maka besaran nilai yang dibutuhkan untuk berinvestasi pada
startup tersebut akan semakin tinggi.
Baca Juga: GrabFood umumkan pengembangan jaringan cloud kitchen bernama GrabKitchen Sementara itu, jumlah investor yang memiliki dana besar tidaklah banyak sehingga potensi untuk menjaring dana segara dari investor akan semakin kecil. “Misal valuasinya sudah Rp 10 triliun, untuk mendapatkan dana sebesar Rp 1 triliun kan dia (
startup) harus melepas
share 10%, nah ada yang mau ga bayar Rp 1 triliun untuk
share 10%?“ terang Igantius kepada Kontan.co.id. Dalam hal ini, strategi monetisasi pasar menjadi langkah yang banyak diambil oleh pelaku bisnis startup dalam menghindari risiko gagal galang dana. Langkah monetisasi yang dilakukan pun bermacam-macam, bergantung pada model bisnis yang dijalankan oleh masing-masing startup. Monetisasi bisa dilakukan dengan menawarkan fitur premium, memberlakukan keanggotaan berbayar, beriklan, dan sebagainya.
Baca Juga: Trending topics: Grab akuisisi DANA untuk hadang Gojek, kondisi keuangan Bukalapak Saat ini, sudah terdapat beberapa
startup di Indonesia yang sudah menyandang status unicorn ataau memiliki valuasi saham di atas US$ 1 miliar. Sebagaimana publikasi daring Kontan pada 18 Februari 2019,
startup-startup tersebut meliputi Tokopedia, Bukalapak, Gojek, dan Traveloka per data Februari 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini