JAKARTA. Distribusi menjadi alasan mengapa proses pencetakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik (e-KTP), atau yang saat ini disingkat oleh pemerintah mentajadi KTP-el, terganggu. Lamanya proses distribusi karena sebelum dicetak, data dari kelurahan atau desa harus diverifikasi dan di cetak ke pusat. Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kementrian Dalam Negeri H. Irman menyatakan, banyak penduduk yang mengeluhkan telah melakukan perekaman data untuk e-KTP namun tak kunjung diterimanya. Hal itu menurutnya disebabkan karena distribusi bukan material e-KTP. "Kami cek sebetulnya di pusat sudah dicetak, hanya saja belum sampai ke daerah atau kelurahan," katanya, Senin (22/9). Material e-KTP sendiri termasuk alat pembaca (reader) dan sistem yang telah online, menurut Irman, sudah sangat siap. Bahkan saat ini sudah ada 254 juta data Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah terekam. "Penyebutan KTP Elektronik bukan lagi E-KTP melainkan KTP-el," ucapnya.
E-KTP telat datang, pemerintah salahkan distribusi
JAKARTA. Distribusi menjadi alasan mengapa proses pencetakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik (e-KTP), atau yang saat ini disingkat oleh pemerintah mentajadi KTP-el, terganggu. Lamanya proses distribusi karena sebelum dicetak, data dari kelurahan atau desa harus diverifikasi dan di cetak ke pusat. Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kementrian Dalam Negeri H. Irman menyatakan, banyak penduduk yang mengeluhkan telah melakukan perekaman data untuk e-KTP namun tak kunjung diterimanya. Hal itu menurutnya disebabkan karena distribusi bukan material e-KTP. "Kami cek sebetulnya di pusat sudah dicetak, hanya saja belum sampai ke daerah atau kelurahan," katanya, Senin (22/9). Material e-KTP sendiri termasuk alat pembaca (reader) dan sistem yang telah online, menurut Irman, sudah sangat siap. Bahkan saat ini sudah ada 254 juta data Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah terekam. "Penyebutan KTP Elektronik bukan lagi E-KTP melainkan KTP-el," ucapnya.