E-Toll Bakal Diganti dengan MLFF, Nasib Uang Elektronik Perbankan Dipertanyakan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tampaknya semakin serius untuk melakukan penggantian sistem pembayaran jalan tol dari uang elektronik atau biasa dikenal e-toll menjadi sistem tanpa sentuh multi lane free flow (MLFF). 

Sebagai bukti, pemerintah dikabarkan akan memperkenalkan dan mengujicoba MLFF pada penghujung tahun ini, di mana pada tahun depan sistem pembayaran nirsentuh itu mulai diterapkan secara penuh. 

Penggunaan MLFF diyakni memberikan sejumlah manfaat, yang mana utamanya meminimalisir waktu transisi kendaraan di gerbang tol, sehingga hal itu diharapkan dapat menghilangkan waktu antrian menjadi nol detik. 


Meskipun demikian, transisi menuju MLFF diyakini akan berdampak signifikan terhadap bisnis uang elektronik perbankan. Pasalnya, sejak uang elektronik menjadi sistem pembayaran utama jalan tol, transaksi jenis tersebut mendominasi total transaksi uang elektronik perbankan. 

Baca Juga: 4 Keunggulan MLFF Pengganti e-Toll, Antrian di Gerbang Tol Jadi Nol Detik

Bank akui dampak transisi menuju MLFF 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI misalnya. Bank pelat merah ini mengakui, wacana perubahan sistem pembayaran jalan tol akan berdampak cukup signifikan terhadap kinerja bisnis uang elektronik perusahaan, BRIZZI. 

Pasalnya, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, jenis transaksi untuk pembayaran tol dan transportasi mendominasi total transaksi BRIZZI. 

"(Peralihan menuju MLFF) tentu akan mempengaruhi kinerja BRIZZI, mengingat saat ini penggunaan di tol dan transportasi mendominasi pemakaian BRIZZI," ujar dia, kepada Kompas.com, Kamis (19/5/2022). 

Tingginya porsi transaksi pembayaran tol dan moda transportasi turut mendongkrak kinerja bisnis BRIZZI, di mana pada kuartal I-2022 BRI mencatatkan total transaksi uang elektronik itu mencapai Rp 1 triliun. 

Senada, EVP Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mengakui, pembayaran jalan tol menjadi salah satu jenis transaksi terbesar uang elektronik perseroan, yakni Flazz. 

Baca Juga: BPJT: Implementasi Transaksi Jalan Tol Nirsentuh Bakal Sesuai Jadwal Desember 2022

Asal tahu saja, bank swasta terbesar itu mencatat, frekuensi transaksi Flazz mencapai 207 juta transaksi hingga April 2022. 

"Perseroan akan mengkaji semaksimalkan mungkin ruang gerak kebijakan tersebut terhadap komitmen memberikan nilai tambah dan layanan yang optimal bagi segenap nasabah dan masyarakat," katanya. 

Walaupun transisi menuju MLFF akan berdampak terhadap kinerja uang elektronik perbankan, Hera memastikan, perseroan mendukung penuh rencana pemerintah tersebut. 

"Pada prinsipnya, BCA sebagai perbankan nasional berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan salah satunya terkait dengan wacana transisi e-toll ke sistem pembayaran nirsentuh sebagai alat pembayaran resmi jalan tol," tuturnya. 

Hal serupa juga disampaikan oleh bank penyedia uang elektronik lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, perseroan akan selalu mendukung penuh inisiatif pemerintah dalam berinovasi mengembangkan metode bayar baru bagi masyarakat. 

"Inisiatif MLFF akan berdampak langsung terhadap penggunaan Mandiri e-Money spesifik di jalan tol," katanya. 

Namun demikian, Thomas optimistis, transaksi e-Money akan tetap tinggi, selaras dengan semakin luasnya akseptasi masyarakat terhadap transaksi uang elektronik. 

Menurutnya, saat ini e-Money bukan hanya dimanfaatkan sebagai pembayaran jalan tol saja, tapi juga pembayaran moda transportasi, parkir, hingga jaringan merchant ritel besar. 

"Kami tetap meyakini bahwa kebutuhan masyarakat dan transaksi uang elektronik yang cepat dan mudah akan tetap tinggi," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "E-Toll Bakal Diganti MLFF Buat Bayar Tol, Bagaimana Nasib Uang Elektronik Perbankan?" Penulis : Rully R. Ramli Editor : Aprillia Ika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie