KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang tidak kunjung mereda juga masih terjadi di berbagai negara. Volatilitas pasar saham global juga masih tinggi. Abraham Ara, Head of Intermediary and Institutional Business Eastpring Investment melihat reksadana saham syariah offshore yang memiliki aset di bursa global tetap berprospek positif. Membaiknya data makroekonomi negara di kawasan Asia-Pacific, terutama di China membaik. Pada Agustus tercatat angka manufacturing PMI China meningkat ke 53,1 dan ekspor meningkat 9,5% secara tahunan. Sentimen positif juga datang dari kurva penyebaran virus Covid-19 di China melandai. Selain itu, kini berbagai negara sedang berlomba menyediakan vaksin. "Sentimen-sentimen tersebut memberikan angin segar untuk investor reksadana saham syariah offshore," kata Abraham.
Baca Juga: Bahana TCW: Reksadana offshore tetap menarik meski dolar AS melemah Pada produk reksadana Syariah Eastspring Equity Islamic Asia Pacific USD memiliki dana kelolaan US$ 70 juta hingga pertengahan September. Sedangkan, dana kelolaan reksadana Syariah Eastspring Greater China USD mencapai US$ 20 juta. Namun, tidak dipungkiri volatilitas pasar di tengah pandemi memang tinggi. "Pemilu AS yang semakin mendekat memberi menjadi salah satu faktor pertimbangan penting bagi para investor reksadana saham syariah offshore," kata Abraham. Selain itu sengketa perdagangan AS dan China yang masih berlangsung juga menambah volatil pasar saham global. Meski begitu, Abraham tetap optimistis secara jangka panjang reksadana saham syariah offshore akan berkinerja positif, seiring data makroekonomi global dan emerging market telah menunjukkan perbaikan setelah mengalami tekanan dalam akibat munculnya virus. Strategi yang Abraham siapkan saat ini adalah dengan memilih sektor bisnis yang tahan banting di tengah pandemi. Sektor tersebut meliputi teknologi informasi, kesehatan dan barang konsumsi. Abraham juga melihat adanya peluang bagi beberapa perusahaan yang dapat merestrukturisasi kembali bunga pinjaman di masa suku bunga rendah. "Peluang juga ada pada perusahaan yang dapat menikmati stimulus dari pemerintah," kata Abraham.