DUBLIN. Bank Sentral Eropa (ECB) menghadapi dilema setelah bailout internasional gagal mengeluarkan Irlandia dari krisis. Presiden Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet mengatakan masalah baru muncul yaitu bagaimana mengembalikan uang tanpa membangkrutkan negara.ECB memberi dana talangan pada Irlandia senilai 96 miliar euro atau setara dengan US$ 134,4 miliar. 51 miliar euro di antaranya diberikan pada bank sentral Irlandia saat likuiditas mengetat lantaran deposan kabur dan investor obligasi menjauhi portfolio investasi di Irlandia.Sekarang, ECB yang berbasis di Frankfurt ingin bergerak cepat dengan menjual aset perbankan Irlandia. Imbal hasi (yield) obligasi Irlandia dengan tenor 10 tahun kembali mencatat rekor tertinggi yaitu mencapai 9,77%."Tidak ada kesempatan lagi, ECB harus segera keluar dari Irlandia untuk jangka waktu antara 10 tahun hingga 15 tahun mendatang," ujar Stephen Kinsella, seorang dosen ekonomi di University of Limerick.Dilema yang dihadapi ECB adalah kerugian yang akan ditanggung wajib pajak karena pemerintah mengontrol empat dari enam negara pemberi pinjaman. Pada gilirannya, hal tersebut akan membahayakan kemampuan Irlandia melunasi utang setelah paket penyelamatan senilai 85 miliar euro yang disepakati pada 28 November 2010."Kondisi ini kembali memukul Eropa dan memasuki tahap paling stres," kata Dermot O'Leary, Kepala Ekonom Goodbody di Dublin.Perdana Menteri terpilih, Enda Kenny berencana melakukan negosiasi ulang terhadap persyaratan bailout yang disepakati. Namun Trichet berkeras, Irlandia harus mematuhi kesepakatan yang sudah dibuat.
ECB mulai khawatir pelunasan bailout bisa bangkrutkan Irlandia
DUBLIN. Bank Sentral Eropa (ECB) menghadapi dilema setelah bailout internasional gagal mengeluarkan Irlandia dari krisis. Presiden Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet mengatakan masalah baru muncul yaitu bagaimana mengembalikan uang tanpa membangkrutkan negara.ECB memberi dana talangan pada Irlandia senilai 96 miliar euro atau setara dengan US$ 134,4 miliar. 51 miliar euro di antaranya diberikan pada bank sentral Irlandia saat likuiditas mengetat lantaran deposan kabur dan investor obligasi menjauhi portfolio investasi di Irlandia.Sekarang, ECB yang berbasis di Frankfurt ingin bergerak cepat dengan menjual aset perbankan Irlandia. Imbal hasi (yield) obligasi Irlandia dengan tenor 10 tahun kembali mencatat rekor tertinggi yaitu mencapai 9,77%."Tidak ada kesempatan lagi, ECB harus segera keluar dari Irlandia untuk jangka waktu antara 10 tahun hingga 15 tahun mendatang," ujar Stephen Kinsella, seorang dosen ekonomi di University of Limerick.Dilema yang dihadapi ECB adalah kerugian yang akan ditanggung wajib pajak karena pemerintah mengontrol empat dari enam negara pemberi pinjaman. Pada gilirannya, hal tersebut akan membahayakan kemampuan Irlandia melunasi utang setelah paket penyelamatan senilai 85 miliar euro yang disepakati pada 28 November 2010."Kondisi ini kembali memukul Eropa dan memasuki tahap paling stres," kata Dermot O'Leary, Kepala Ekonom Goodbody di Dublin.Perdana Menteri terpilih, Enda Kenny berencana melakukan negosiasi ulang terhadap persyaratan bailout yang disepakati. Namun Trichet berkeras, Irlandia harus mematuhi kesepakatan yang sudah dibuat.