Edenfram mengambil peluang dari rantai bisnis sayur organik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren hidup sehat yang masih terus berlangsung saat ini membuat orang kerap mengkonsumsi produk organik, salah satunya sayuran organik. Untuk memudahkan pencarian, David Setyadi Gunawan membangun aplikasi Edenfarm, marketplace khusus produk sayuran organik.

Memulai usaha pada 2017, Edenfarm mulai menunjukkan hasil. Ia pun berencana memperluas usaha ke kota besar lainnya. seperti Surabaya, Denpasar, hingga Medan mulai tahun depan.

Aksi ini tidak terlepas dari keberhasilan dia menggandeng mitra bisnis yakni 50 mitra petani. Sekitar 70% berada di sekitar Bogor, Puncak, Lembang, dan sisanya ada di Dieng, Jawa Tengah, hingga Berastagi, Sumatra Utara.


Selain mitra petani, ia punya sejumlah reseller yang menjajakan sayuran organik dari Edenfarm. "Kami sudah punya lebih dari 270 reseller yang tersebar di Jabodetabk dan 90% dari reseller itu adalah kaum ibu-ibu," katanya ke KONTAN.

Sayang, David tidak menjelaskan pendapatan yagn diperoleh dari keberadaan Edenfarm tersebut. Ia hanya menerangkan bahwa, mitra petani ia klaim bisa mendapat harga dan margin yang lebih baik dari pasar dan kepastian pembeli. Sedangkan bagi para reseller akan mendapatkan keuntungan minimal 20% dari setiap transaksi penjualan yang terjadi.

Yang jelas, keberadaan Edenfarm ia sebut bisa mengatasi tiga persoalan yang kerap terjadi di bisnis sayuran organik. Yakni harga yang tidak stabil, kuantitas sayuran organik serta kualitasnya juga.

Para petani ia sebut terbebani kebutuhan hidup sehari-hari, disamping harus terus konsisten terhadap kapasitas produksi. Ini membuat para broker atau tengkulak kerap memanfaatkan kondisi itu untuk menekan para petani.

Nah, keberadaan Edenfarm ia harap bisa membuat harga produk sayuran organik menjadi stabil dan terjadi konsistensi produksi serta permintaan sayuran organik.

Hasilnya, Edenfarm kini bisa menjajakan sekitar 250 jenis sayuran dan buah-buahan organik. Sebut saja ada selada, bayam hijau, pakcoy, kubis, kangkung, dan lainnya. Sedangkan buah ada lemon hingga kurma. Ia membanderol harga mulai dari 10.000 per kg sampai Rp 250.000 per kg.

Dengan sistem dan produk yang ia jajakan, David mengklaim saban bulan rata-rata ia sanggup menjual produk sayuran dan buah organik hingga 7 ton.

Nah, khusus bulan ini, selama Ramadan, ia membidik penjualan hingga 10 ton per bulan. Ia proyeksi pertumbuhan penjualan bakal terus menanjak 20%–30% saban bulannya. Lantaran sudah punya 90 klien dari hotel dan restoran. Maka ia harap di akhir tahun ini bisa meraup penjualan 30 ton per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon