Soal kesepakatan dagang, editor media China sebut Trump membual



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bukan Donald Trump namanya jika tidak membuat heboh dengan pernyataannya. Senin kemarin, Presiden AS itu mengatakan China siap untuk kembali ke meja perundingan untuk bernegosiasi. Namun, seorang editor di media China menyebut Trump membual dan mengatakan, "China tidak mengubah posisinya."

Dia adalah Hu Xijin, editor in chief Global Times, tabloid di bawah media pemerintahan China yaitu People's Daily. Akun twitternya banyak diikuti oleh trader Wall Street dan partisipan market untuk mengetahui perkembangan terkini soal perang dagang.

Pernyataan Hu ditulis setelah Trump mengatakan bahwa China sangat ingin untuk mencapai kata sepakat dalam telepon teranyarnya. Trump mengungkapkan hal tersebut pada pertemuan G7 di Prancis.


Baca Juga: Trump menyuruh angkat kaki, analis nilai Apple tidak bisa keluar dari China

"China menelpon kemarin malam dan bilang 'ayo kembali lagi berunding'. Jadi, kita akan kembali berunding dan saya rasa mereka mau melakukan sesuatu. Mereka terpukul dengan sangat keras namun mereka memahami ini adalah hal benar yang harus dilakukan dan saya sangat menghormatinya," jelas Trump.

Hu mengatakan, kedua belah pihak tidak mengadakan pembicaraan telepon baru-baru ini. Dia juga menambahkan bahwa Trump melebih-lebihkan pentingnya kontak "tingkat teknis".

"Kedua belah pihak telah menjaga kontak di tingkat teknis, itu tidak memiliki signifikansi apapun sepertiĀ  yang diungkapkan Presiden Trump," tweet Hu pada Senin (26/8). "Tiongkok tidak akan menyerah pada tekanan AS," lanjutnya.

Baca Juga: Trump: China bersedia mengakhiri perang dagang lewat negosiasi

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang juga bilang, dia tidak mengetahui adanya pembicaraan telepon yang sudah dilakukan antara kedua belah pihak.

Sebelumnya, tweet Hu yang mengulas tentang perang dagang terbukti benar. Pada 23 Agustus lalu, misalnya, dia bilang China akan menerapkan pajak senilai US$ 75 miliar terhadap barang-barang AS. Pernyataannya itu dia tulis beberapa jam sebelum pengumuman. Pada waktu itu, dia mengingatkan bakal ada aksi balasan dari China.

"Beijing dalam waktu dekat akan merilis rencana penetapan pajak balasan terhadap produk-produk tertentu AS. China memiliki amunisi untuk menyerang balik. AS akan merasakan rasa sakit," katanya pada Jumat pagi.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie