JAKARTA. Setelah meningkat pada akhir 2016 lalu, posisi cadangan devisa (cadev) akhir Januari tahun ini diperkirakan kembali tergerus. Sebab, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mengeluarkan biaya untuk intervensi kurs rupiah dan pemerintah melakukan pembayaran utang-utang yang jatuh tempo. Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan, BI tetap akan memantau situasi volatilitas nilai tukar di bulan ini. Hal tersebut terkait dengan sumpah jabatan yang dilakukan oleh Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dan kebijakan-kebijakan yang akan diambilnya. "Kalau kebijakannya detilnya sangat progresif tentu akan membuat BI mau tidak mau harus stabilisasi lagi," kata Juniman saat dihubungi KONTAN, Senin (9/1).
Efek AS akan gerus cadangan devisa Januari 2017
JAKARTA. Setelah meningkat pada akhir 2016 lalu, posisi cadangan devisa (cadev) akhir Januari tahun ini diperkirakan kembali tergerus. Sebab, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mengeluarkan biaya untuk intervensi kurs rupiah dan pemerintah melakukan pembayaran utang-utang yang jatuh tempo. Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan, BI tetap akan memantau situasi volatilitas nilai tukar di bulan ini. Hal tersebut terkait dengan sumpah jabatan yang dilakukan oleh Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dan kebijakan-kebijakan yang akan diambilnya. "Kalau kebijakannya detilnya sangat progresif tentu akan membuat BI mau tidak mau harus stabilisasi lagi," kata Juniman saat dihubungi KONTAN, Senin (9/1).