JAKARTA. Kestabilan bunga acuan Bank Indonesia (BI) membawa angin segar bagi PT Bank Danamon Tbk. Di saat BI rate tetap 6,5% seperti sekarang ini, emiten yang memiliki kode saham BDMN ini tak perlu keberatan menanggung biaya pendanaan. Namun, pengelola BDMN sudah sewajarnya bersiap-siap mengutak-atik komposisi sumber pendanaannya. Laju inflasi tahunan yang mulai melesat, di atas kertas, bakal berujung pada peningkatan suku bunga acuan. Joseph Pangaribuan, Analis Samuel Sekuritas, memprediksi, BI rate akan naik di kuartal II-2011 ke level 7%. Dengan peningkatan bunga acuan sebesar itu, dalam hitungan Joseph, biaya pendanaan BDMN bakal ikut naik sebesar 0,25%.
Efek bunga acuan tidak signifikan
JAKARTA. Kestabilan bunga acuan Bank Indonesia (BI) membawa angin segar bagi PT Bank Danamon Tbk. Di saat BI rate tetap 6,5% seperti sekarang ini, emiten yang memiliki kode saham BDMN ini tak perlu keberatan menanggung biaya pendanaan. Namun, pengelola BDMN sudah sewajarnya bersiap-siap mengutak-atik komposisi sumber pendanaannya. Laju inflasi tahunan yang mulai melesat, di atas kertas, bakal berujung pada peningkatan suku bunga acuan. Joseph Pangaribuan, Analis Samuel Sekuritas, memprediksi, BI rate akan naik di kuartal II-2011 ke level 7%. Dengan peningkatan bunga acuan sebesar itu, dalam hitungan Joseph, biaya pendanaan BDMN bakal ikut naik sebesar 0,25%.