Efek buruk BBM usai, Maret daya beli pulih



JAKARTA. Efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada November 2014 masih dirasakan masyarakat. Akibatnya, konsumsi masyarakat Indonesia belum membaik. Hasil survei penjualan eceran terbaru yang dirilis Bank Indonesia (BI) terbaru mencatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Desember 2014 sebesar 178,0, hanya tumbuh 4,3% dibanding Desember 2013.

IPR ini juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan November 2014 yang masih tumbuh 11,4%. Pelambatan pertumbuhan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok barang. Penurunan tertinggi terjadi pada kelompok suku cadang dan aksesori yang turun 2,7%.

BI melihat, penjualan eceran akan kembali turun pada Januari 2015. Nilai IPR pada periode itu diproyeksi 175,1 atau turun 1,6% dibandingkan Desember 2014. Penurunan terjadi pada mayoritas kelompok barang. Yang terbesar pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 12,4%. "Ini didorong belum tinggi permintaan masyarakat pada awal tahun," tulis BI, dalam surveinya, Senin (9/2).


Namun para responden memperkirakan tekanan harga barang dan jasa mulai berkurang pada Maret 2015. Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang tercatat sebesar 141,7 atau menurun 22,1 poin dari bulan sebelumnya yang 163,8.

Menurunnya ekspektasi tekanan harga ini didorong oleh turunnya kekhawatiran terhadap dampak kenaikan harga BBM. Kepala Ekonom BII Juniman menilai, dampak kenaikan harga BBM pada November 2014 terhadap penjualan ritel akan terjadi selama tiga bulan hingga Januari tahun ini.

Daya beli masyarakat turun selama kurun waktu tersebut. Juniman memperkirakan, Februari dan Maret 2015, penjualan ritel naik sendikit, kendati belum normal. "Pada April mendatang, konsumsi masyarakat kembali normal," kata dia.

Karena itu, Juniman menerawang, pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2015 masih belum naik signifikan. Kalkulasi Juniman, ekonomi triwulan I tumbuh 5,18%, sedikit lebih baik dari triwulan IV 2014 sebesar 5,01%. Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih menimpali, penjualan eceran akan membaik pada tahun ini. Konsumsi masyarakat akan dimulai triwulan II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie