KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan harga batubara domestic market obligation (DMO) untuk pembangkit listrik turut mempengaruhi kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di tahun ini. Manajemen ADRO pun memperkirakan, EBITDA perusahaan tahun 2018 hanya berkisar US$ 1,1 miliar–US$ 1,3 miliar. Angka ini dipangkas dari proyeksi sebelumnya, sekitar US$ 1,3 miliar hingga US$ 1,5 miliar. Padahal sepanjang tahun 2017 lalu, EBITDA operasional ADRO meningkat 47% year on year (yoy) menjadi US$ 1,32 miliar. David Tendian, Direktur Keuangan ADRO mengatakan, sesuai aturan, perusahaan harus menjual batubara domestik dengan harga US$ 70 per ton. "Kami menaati aturan pemerintah mengenai harga DMO ini," kata David, Senin (23/4).
Efek DMO, Adaro Energy memangkas prediksi EBITDA
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan harga batubara domestic market obligation (DMO) untuk pembangkit listrik turut mempengaruhi kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di tahun ini. Manajemen ADRO pun memperkirakan, EBITDA perusahaan tahun 2018 hanya berkisar US$ 1,1 miliar–US$ 1,3 miliar. Angka ini dipangkas dari proyeksi sebelumnya, sekitar US$ 1,3 miliar hingga US$ 1,5 miliar. Padahal sepanjang tahun 2017 lalu, EBITDA operasional ADRO meningkat 47% year on year (yoy) menjadi US$ 1,32 miliar. David Tendian, Direktur Keuangan ADRO mengatakan, sesuai aturan, perusahaan harus menjual batubara domestik dengan harga US$ 70 per ton. "Kami menaati aturan pemerintah mengenai harga DMO ini," kata David, Senin (23/4).