KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sudah mengumumkan mengenai penyesuaian harga BBM bersubsidi pada Sabtu (3/9/2022). Dia menyebutkan, harga pertalite yang sebelumnya Rp 7.650 per liter disesuaikan menjadi Rp 10.000 per liter. Sementara, harga solar bersubsidi yang sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Selain itu, harga pertamax (nonsubsidi) juga mengalami penyesuaian, dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500. Kenaikan harga BBM tentunya menyebabkan efek domino ke sektor-sektor lain, khususnya sektor transportasi.
Menanggapi kenaikan harga BBM, sejumlah pengelola perusahaan transportasi mengatakan akan segera menaikkan tarif jasanya. 1. Blue Bird PT Blue Bird Tbk (BIRD) bakal mengumumkan kebijakan tarif baru dalam beberapa waktu ke depan. Direktur Utama BIRD, Sigit Djokosoetono mengatakan, Bluebird saat ini tengah merampungkan skenario perhitungan tarif taksi yang baru. “Kami memastikan kebijakan yang diambil oleh perseroan akan memperhatikan prinsip kehati-hatian dengan mempertimbangkan daya beli konsumen," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (3/9).
Baca Juga: Ini Permintaan Kadin ke Pemerintah Setelah Harga BBM Naik 2. Bus Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) juga memastikan para perusahaan otobus (PO) akan menyesuaikan tarif bus penumpang sebagai imbas kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi pada Sabtu (3/9) lalu. Ketua IPOMI Kurnia Lesani Adnan mengatakan, para pelaku usaha bus mau tidak mau harus menyesuaikan harga tiket bus mengingat BBM menjadi salah satu komponen terbesar dalam biaya operasional kendaran tersebut. Adapun penyesuaian harga tiket bus berkisar antara 25% sampai 35% bergantung pada daerah dan jarak perjalanannya. "Perlu diketahui juga, selama lima bulan terakhir sudah terjadi inflasi pada harga suku cadang, ditambah lagi ada kenaikan PPN. Kenaikan harga komponen penunjang operasional bus diyakini juga bakal terjadi setelah kenaikan harga BBM," ungkap dia, Minggu (4/9). Dia juga mengaku, dalam beberapa bulan terakhir, pengusaha bus kesulitan mencari ban, khususnya ban tubless. Ban jenis ini masih harus diimpor dari luar negeri. Alhasil, ini menjadi tantangan lainnya bagi pengusaha bus di samping kenaikan harga BBM.
Baca Juga: Dampak Naik Harga BBM ke Inflasi dan Laju Ekonomi, Ini Hitungan Ekonom Bank Mandiri 3. Angkutan Darat Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Adrianto Djokosoetono meminta pemerintah segera memberikan dan menetapkan pedoman penyesuaian tarif pelbagai moda angkutan jalan kelas ekonomi sesuai tingkatan. Yakni Kementerian Perhubungan untuk AKAP (antar kota antar provinsi) kelas ekonomi, Dinas Perhubungan Provinsi untuk AKDP (antar kota dalam provinsi) kelas ekonomi dan taksi, serta Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota untuk angkutan perkotaan dan dan perdesaan. “Untuk moda non ekonomi, operator bisa menyesuaikan dengan melihat potensi dan kondisi pasar,” ujar Adrianto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/9).
Adrianto meminta seluruh jajaran Organda tetap menjaga kondusifitas wilayah masing-masing dalam melakukan penyesuaian tarif angkutan di pelbagai moda. Serta melakukan dengan tertib guna tetap terjaganya dukungan Organda terhadap kebutuhan pergerakan masyarakat, baik orang maupun logistik. Dengan kenaikan tarif BBM subsidi, Organda meminta pemerintah menjamin pasokan dan kelancaran pasokan BBM subsidi merata sesuai kebutuhan di seluruh Indonesia dengan tingkat mutu sesuai spesifikasi yang seharusnya.
(Penulis: Muhammad Julian, Dimas Andi, Vendy Yhulia Susanto) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie