Efek Fed Rate minim bagi likuiditas bank



JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds rate) 25 basis poin. Kendati bunga The Fed naik, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, efeknya tidak terlalu besar bagi perekonomian di Indonesia, termasuk ke likuiditas perbankan.

Hal ini lantaran kenaikan Fed Funds rate yang terbilang cukup mini. "Kalau bergeraknya Fed Funds rate sekitar atau di bawah 50 bps, saya kira tidak akan begitu banyak pengaruh," ujar Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS.

Jika pun toh ada dampak, pastinya Bank Indonesia (BI) akan melakukan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Pihak perbankan cenderung menanti langkah BI.


"Kalau BI bereaksi, baru kami sikapi apakah perlu kami lakukan perubahan strategi funding dan lending ke depan," imbuh Dody, Kamis (15/12).

Kendati demikian, Ahmad Siddiq Badrudin, Direktur Manajamen Risiko dan Kepatuhan PT Bank Mandiri Tbk berpendapat, kemungkinan besar pihaknya tidak akan menurunkan bunga deposito guna mengurangi risiko arus modal lari ke luar (capital flight).

"Kemungkinan ditahan. Kalau bunga kami turunkan sementara di Amerika naik, ada risiko capital flight," terang Siddiq.

Meski begitu, saat ini yang harus diperhatikan adalah strategi The Fed tahun depan, seberapa banyak Fed Funds rate bakal dinaikkan. Siddiq bilang, Bank Mandiri akan menunggu kajian dari BI agar perbankan nasional memiliki pandangan ke depan.

Berdasarkan catatan KONTAN, kondisi likuiditas 10 bank besar hingga Oktober 2016 sedikit mengetat alias naik. Rasio jumlah kredit berbanding simpanan (LDR) dari 10 bank besar kini berada di level 88,79%, naik 32,92 bps dari periode yang sama setahun lalu.

Dari kesepuluh bank besar tersebut, delapan diantaranya membukukan porsi LDR di atas 90% LDR terendah dibukukan Bank Central Asia (BCA) sebesar 75%. Sedikit lebih tinggi dibukukan Bank Permata dengan besaran LDR 81,42%.

Sebagai gambaran pada bulan sebelumnya, September 2016, LDR 10 bank besar berada di level 91,28%, naik 477,51 bps. LDR naik lagi Manajemen BCA memprediksi rasio LDR akan sedikit meningkat pada akhir tahun 2016. Hal ini disebabkan pertumbuhan kredit menjelang akhir tahun yang biasanya cukup deras.

Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA mengungkapkan, secara umum likuiditas BCA berada dalam kondisi yang baik. "Sampai saat ini, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan kredit," ujar Jan.

Kondisi likuiditas yang baik ini juga didukung oleh realisasi masuknya dana pengampunan pajak atawa tax amnesty yang cukup besar dari luar negeri. Pada awal Desember 2016, jumlah dana repatriasi yang sudah masuk ke kas BCA mencapai lebih dari Rp 10 triliun.

Dana repatriasi tersebut diperkirakan bakal terus meningkat menjelang selesainya periode kedua amnesti pajak pada akhir Desember 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie