Efek gagal bayar Duniatex Group merembet, lini bisnis properti ikut direstrukturisasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gagal bayar bunga utang yang dialami anak usaha Duniatex Group yakni PT Delta Dunia Sandang Textile ternyata mulai berdampak ke lini bisnis lainnya. Tak cuma lini bisnis tekstil yang terimbas, kini bisnis properti perusahaan juga mulai terkena efek.

Ya, restrukturisasi Duniatex Group kini juga meliputi lini bisnis propertinya. Terutama PT Delta Dunia Merlin Property (DDMP), pengelola Hartono Mall di Solo.

Baca Juga: Kegagalan Duniatex: Utang terbesar dari obligasi Delta Merlin Rp 4,26 triliun


Sehari setelah menunjuk AJ Capital sebagai konsultan keuangan, 16 Juli 2019, Debtwire melaporkan proses restrukturisasi dimulai.

“Duniatex telah memulai diskusi dengan para krediturnya untuk melaksanakan restrukturisasi utang yang mencapai US$ 2 miliar. Nilai tersebut berasal dari obligasi global senilai US$ 300 juta yang diterbitkan PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT), dan utang lainnya dari 40 kreditur senilai US$ 1,7 miliar. Pembicaraan restrukturisasi juga meliputi utang DDMP yang mengelola Hartono Mall di Solo,” lapor Debtwire.

Baca Juga: Sejumlah bank berpotensi terpapar gagal bayar Duniatex Group

Sementara di lini bisnis tekstil, dari enam entitasnya Duniatex tercatat menanggung utang senilai Rp 18,78 triliun hingga 25 Juli 2019.

Perinciannya, DMDT memiliki utang Rp 5,711 triliun, PT Delta Dunia Textile (DDT) memiliki utang Rp 4,676 triliun, PT Delta Merlin Sandang Textile (DMST) berutang senilai Rp 3,264 triliun, utang DDST senilai Rp 2,922 triliun, kemudian PT Dunia Setia Sandang Asli Textile (DSSAT) senilai Rp 2,128 triliun, dan terakhir PT Perusahaan Dagang dan Perindustrian Damai alias Damaitex senilai 97 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi