Efek Inflasi AS, Harga Bitcoin dan Mata Uang Kripto Lain Makin Tersungkur



KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya makin tersungkur pada Rabu (14/9), efek inflasi AS yang di atas proyeksi.

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Rabu (14/9) pukul 13.22 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 20.314,33 atau anjlok 9,38% dalam 24 jam terakhir.

Harga Ethereum turun 6,24% menjadi US$ 1.613,87. Lalu, harga Solana merosot lebih dalam, 12,44% ke US$ 33,55 dan Avalanche melorot 10,02% jadi US$ 19,16.


Sementara harga mata uang kripto meme Dogecoin dan Shiba Inu turun masing-masing 4,59% ke US$ 0,06073 dan 4,88% menjadi US$ 0,00001223.

Baca Juga: Inflasi AS di Atas Proyeksi, Harga Bitcoin dan Mata Uang Kripto Lainnya Ambrol

Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada Agustus yang ditunggu-tunggu tercatat 8,3%, lebih tinggi dari proyeksi banyak analis. 

Inflasi AS yang tidak terduga ini jelas membuat investor kripto tidak menyukai apa yang mereka lihat.

Harga Bitcoin sedang melayang lebih dari US$ 22.500 tepat sebelum rilis laporan inflasi AS pada Selasa (13/9).

"Berjuang adalah kata yang tepat," kata Raghu Yarlagadda, Co-Founder dan CEO FalconX, kepada CoinDesk TV. "Orang-orang tidak mengharapkan infalsi AS 8,3%".

Baca Juga: The Fed Kerek Suku Bunga Terlalu Tinggi, Elon Musk Beri Peringatan Ini

Menurut Yarlagadda, CPI Agustus yang tinggi menawarkan bukti terbaru bahwa inflasi tetap menjadi ancaman bagi ekonomi AS.

Dan, bank sentral AS, The Fed akan lebih cenderung menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut sebesar 75 basis poin pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu depan.

"The Fed sangat jelas bahwa mereka akan melawan inflasi terlebih dahulu dan kemudian memprioritaskan soft landing," ungkap Yarlagadda.

"Artinya, itu akan membuat beberapa gerakan agresif," sebut dia. "Data inflasi mungkin akan membuat beberapa hambatan pada aset berisiko, dan itu akan meluas ke kripto".

Editor: S.S. Kurniawan