KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di kuartal I 2022, PT Telkom Indonesia Tbk mencatatkan pendapatan sebesar Rp 35,2 triliun atau tumbuh 3,7% secara
year on year (yoy). Sementara laba bersih Rp 6,1 triliun pada kuartal I 2022 atau tumbuh tipis 1,73%. Tipisnya laba emiten bermode saham TLKM itu lantaran adanya satu pos yakni kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi.
Unrealized lost itu sebesar Rp 893 miliar. Dalam risetnya, Jumat (13/5) MNC Sekuritas menyebutkan, kinerja tersebut sudah seusai ekspektasi. Terkait
unrealized lost itu, terutama disebebabkan kerugian yang belum direalisasi sebesar Rp 881 miliar dari investasi Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO)
“Dengan memperhitungkan kerugian yang belum direalisasi dari investasi di GoTo, angka laba bersih yang dinormalisasi akan menjadi Rp 6,7 triliun atau tumbuh 11,3% yoy,” tulis MNC Sekuritas. MCN Sekuritas tetap optimistis dengan bisnis TLKM. Memiliki 27 data center, TLKM saat ini sedang mengembangkan bisnis data centernya dengan membangun Hyperspace Data Center (HDC) 75MW dengan tahap pertama penyelesaian data center 22MW yang direncanakan akan selesai pada kuartal II 2022. TLKM juga menjalin kemitraan strategis dengan Singtel untuk mengembangkan bisnis data center regional. Serta integrasi
fixed mobile convergence (FMC) dengan target menjadi pemain data center berskala global. TLKM memproyeksikan, pertumbuhan tahunan sebesar 20% dari data center hingga tahun 2024. Selain itu, kerjasama TLKM dengan Singtel diharapkan dapat mendorong digitalisasi Indonesia melalui proses pasar data center. Indonesia hanya memiliki 10,4% pangsa pasar data center Asia Tenggara, jauh di bawah Singapura dengan pangsa pasar 43,4% pada kuartal I 2022. Sementara
Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo menyatakan, perusahaan telekomunikasi memang harus mencari alternatif bisnis. Selain dengan bisnis lain juga berinvestasi seperti yang dilakukan Telkom di GoTo. “Dan berinvestasi itu bisa untung atau rugi,” ujar Kiswoyo, kepada Kontan.co.id, Sabtu (14/5). Terkait investasi ke GoTo menurut Kiswoyo, karena Grup Telkom ingin menggarap ekosistem Gojek. “Akan ada pemasukan jika seluruh pengemudi menggunakan kartu Telkomsel,” lanjut Kiswoyo. Selama ini Telkomsel dan GoTo memiliki berbagai program sinergi. Seperti Paket Swadaya Telkomsel (data internet ) khusus untuk mitra driver Gojek dan
merchant GoFood. Mereka juga bekerjasama digitalisasi mitra
reseller/outlet Telkomsel di ekosistem GoShop. Serta solusi layanan call masking dari Telkomsel nGage (CPASS technology) untuk kenyamanan operasional layanan Gojek dalam berkomunikasi antara mitra driver Gojek dengan pelanggannya. Dari Paket Data Swadaya Mitra Driver, Telkomsel mendapatkan potensi 2,5 juta mitra driver Gojek memakai nomor Telkomsel. Taruh kata per driver menggunakan pulsa Rp 50.000 per bulan, maka potensi pendapatan sebesar Rp 125 miliar per bulan atau Rp 1,5 triliun per tahun
Kiswoypo tetap merekomendasikan beli saham Telkom dengan target Rp 5.000 di akhir tahun ini. Dari sisi teknikal Rp 4.000 merupakan support kuat. “Jika turun di bawah Rp 4.200 menarik untuk dibeli, ”imbuh Kiswoyo. MNC Sekuritas juga mempertahankan beli dengan target
price Rp 4.900 per saham. “Menyiratkan 5,39 kali ekspektasi 2022 EV/EBITDA dan mendekati rata-rata dari rata-rata 5 tahun,” tulis MNC Sekuritas. Dengan meningkatnya permintaan data seperti pengembangan jaringan
metaverse dan 5G, MNC Sekuritas melihat TLKM akan membukukan pendapatan data yang lebih tinggi, sementara pendapatan seluler tetap stabil. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian